08 October 2025

Get In Touch

Dispendukcapil Surabaya: Masih Ada 1.000 Warga Meninggal Dunia Belum Terdata

Kepala Dispendukcapil Kota Surabaya, Eddy Christijanto.
Kepala Dispendukcapil Kota Surabaya, Eddy Christijanto.

SURABAYA (Lentera) – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya mengungkapkan masih terdapat sekitar 1.000 warga yang telah meninggal dunia, namun belum dilaporkan akta kematiannya. 

Kondisi ini dinilai dapat mengganggu akurasi data kependudukan, serta berpotensi menimbulkan ketidaktepatan dalam penyaluran bantuan sosial (bansos).

Kepala Dispendukcapil Kota Surabaya, Eddy Christijanto menjelaskan sebagian besar warga enggan melaporkan kematian anggota keluarganya, karena alasan sosial dan kekhawatiran kehilangan bantuan sosial dari pemerintah.

“Kita masih menyisakan sekitar 1.000 orang yang datanya itu meninggal tapi belum dilaporkan akta kematiannya. Rata-rata motivasinya karena sosial,” ujar Eddy, Senin (6/10/2025).

Menurut Eddy, sebagian masyarakat beranggapan dengan melaporkan kematian, data keluarga mereka akan terhapus dari daftar penerima bansos. Padahal, bantuan tersebut tetap bisa diteruskan kepada ahli waris yang sah.

“Mereka takut kalau dilaporkan, bansosnya hilang. Padahal dari Kemensos dan Dinsos sudah ada mekanisme agar bantuan bisa dialihkan kepada istri atau ahli warisnya,” jelasnya.

Selain faktor sosial, Eddy menyebut sebagian warga juga enggan melapor karena malas mengurus administrasi kependudukan (adminduk). Namun, alasan ini tidak lagi relevan karena seluruh layanan adminduk sudah tersedia secara daring melalui aplikasi KNG Mobile maupun website resmi Dispendukcapil Surabaya.

“Yang malas mengurus juga ada. Padahal sekarang bisa dilakukan dari rumah, cukup pakai ponsel. Semua layanan seperti Kartu Keluarga, akta, dan lainnya sudah tersedia di KNG Mobile,” sebutnya.

Eddy menegaskan, ketertiban administrasi kependudukan menjadi hal penting agar Pemkot Surabaya dapat memberikan pelayanan publik dan intervensi sosial secara tepat sasaran.

“Kalau datanya tidak sesuai, kami akan kesulitan melakukan intervensi, baik ketika ada musibah maupun bantuan sosial,” tuturnya.

Tak lupa, ia mengimbau warga untuk rutin memperbarui data kependudukan seperti pendidikan, perkawinan, kelahiran, kematian, hingga golongan darah.

“Kami mohon warga Surabaya tertib adminduk dengan rutin melakukan update data. Untuk pengguna Android bisa lewat KNG Mobile, dan untuk iOS bisa melalui website resmi Dispendukcapil Surabaya,” pungkas Eddy.

Reporter: Amanah/Editor: Ais

 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.