20 April 2025

Get In Touch

Kelompok Tani Bawang Merah di Kota Kediri Mulai Dapatkan Manfaat Sekolah Lapang

Sekolah lapang yang digagas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri mulai dirasakan manfaatnya oleh Kelompok Tani khususnya penanam bawang merah. Foto : Gatot Sunarko.
Sekolah lapang yang digagas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri mulai dirasakan manfaatnya oleh Kelompok Tani khususnya penanam bawang merah. Foto : Gatot Sunarko.

KEDIRI (Lenteratoday) - Sekolah lapang yang digagas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri dan dilaksanakan pada 7 September 2021 lalu, mulai terlihat hasilnya. Kelompok tani di Kelurahan Blabak, berhasil memanen tanaman bawang merah jenis Tajuk yang telah mereka tanam dengan hasil sangat memuaskan, Selasa (2/11/21) pagi.  

Panen ini dilakukan di lahan milik salah satu anggota Kelompok Tani Harapan Pagut, Kelurahan Blabak Kecamatan Pesantren. Dengan bergotong royong, mereka menuai hasil belajar budidaya tanaman jenis holtikultura ini.

Zaenal, saah satu petani demonstrator yang berperan dalam proses budidaya bawang merah, mulai dari sekolah lapang, penanaman hingga pemanenan ini menmengaku mendapatkan ilmu dan pengalaman baru dari sekolah lapang.

Alhamdulillah, saya dan konco-konco petani lain mendapatkan ilmu yang bermanfaat tentang budidaya brambang ini dari penyuluh pertanian lapangan dengan hasil panen cukup bagus, namun kita masih perlu belajar lebih banyak lagi, terutama dalam menyikapi hama dan penyakit tanaman brambang ini,” terangnya saat dijumpai di lokasi lahan, Selasa, (2/11/21).

Sementara itu, Nanik, koordinator penyuluh pertanian Kecamatan Pesantren mengatakan salah satu misi kegiatan ini adalah mengampanyekan penggunaan pupuk organik, agensi hayati, dan pestisida nabati.

“Budidaya bawang merah ini kami menggunakan pupuk Bokashi yaitu jenis pupuk organik yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik seperti sekam, serbuk gergajian, jerami, kotoran hewan dan tambahan mikroorganisme berupa trichoderma dan Plant-growth promoting rhizobacteria (PGPR) ,” terangnya.

Terbukti, hasil tanaman bawang lebih segar dan minim zat-zat kimia yang jika berlebihan tidak hanya berbahaya untuk dikonsumsi, tapi juga untuk keberlangsungan lingkungan dan keseimbangan ekosistem.

Nanik juga menambahkan bahwa dilihat dari hasil panen, memang masih ada hal-hal yang perlu ditingkatkan terutama pengendalian hama. “Kendalanya ada pada cuaca dan beberapa hama yang muncul, meski demikian hasil panen ini cukup memuaskan, dari lahan seluas 0,1 hektare berhasil meraih hasil ubinan panen total sedikitnya 16,12 ton per-hektar untuk brambang basah dan 9,672 ton per-hektar brambang kering,” ungkap Nanik.

Mohammad Ridwan, Kepala DKPP Kota Kediri menyatakan para petani ini sebelumnya telah mendapatkan bimbingan teknis budidaya bawang merah dari awal hingga akhir yang kemudian dipraktikkan langsung di lahan milik anggota kelompok tani lainnya.

“Sebelumnya para petani tersebut mendapatkan penyuluhan dengan metode Demonstration Plot (Demplot) yaitu penyuluhan percontohan secara langsung pada obyek yang akan ditanami,” terang Ridwan, Selasa, (2/11/21).

Selain itu, pihaknya juga mengatakan upaya ini merupakan salah satu cara guna mendukung pemulihan ekonomi masyarakat di Kota Kediri. “Budidaya tanaman holtikultura ini jika di garap dengan baik hasilnya luar biasa, beda seperti tebu yang panennya memakan waktu cukup lama, tanaman holtikultura seperti bawang merah ini memerlukan waktu yang relatif lebih singkat, disamping itu juga komoditasnya banyak dibutuhkan sebagai bahan masakan,” pungkasnya.

Reporter: Gatot Sunarko

Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.