24 April 2025

Get In Touch

Sebanyak 21.680 Anak di Jatim Meninggal Akibat Covid-19

Ilustrasi pemakaman Covid-19
Ilustrasi pemakaman Covid-19

SURABAYA (Lenteratoday) - Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, menyebutkan ada 21.680 anak meninggal dunia akibat paparan Covid-19 sejak Maret 2020 sampai 7 Agustus 2021.  

Kepala DP3AK Jatim, Andriyanto, memaparkan dari seperempat data tersebut, ada 5.420 anak yang wafat dalam kondisi yatim, piatu, maupun yatim piatu. Menurutnya, dari jumlah Penduduk Jatim sebanyak 41 juta jiwa, 10,46 juta diantaranya adalah anak-anak berusia 18 tahun ke bawah.

"Ini masih estimasi. Surat sudah kami layangkan ke kabupaten kota untuk pendataan. Tapi alhamdulillah sudah ada 6 daerah yang sudah melaporkan. Tapi nanti kami akan mempercepat supaya tahu pastinya. Kelihatannya, dari data yang masuk mungkin akan lebih banyak dari estimasi kami," ujarnya, Minggu (8/8/2021).

Lebih lanjut ia memaparkan, dalam sebulan terakhir ini, varian baru delta diyakini menjadi penyebab meninggalnya seorang anak. Berbagai upaya sudah dilakukan selain melaksanakan pendataan nama dan alamat.

"Kami sudah mengusulkan ke Kementerian dan Pemprov untuk diberikan bantuan spesifik anak. Kemudian diberikan pendampingan psikologi. Kami sudah ada kerja sama dengan IKA Alumni Unair, Himpunan Psikologi Jatim guna melakukan pendampingan," jelas Andriyanto.

"Bahkan nanti kami lanjutkan ke Dukcapil. Kami mohon jemput bola ke anak anak yatim, piatu, dan yatim piatu apakah sudah terurus akta kematian orang tuanya, sudah mempunyai kartu identitas anak atau kartu kelahiran barangkali untuk vaksinasi dan lain sebagainya," lanjutnya.

Selain itu, kata Andriyanto, pihaknya sudah menggelar rapat dengan unicef dan stakeholder terkait dan lembaga sosial.  Bahkan supaya berkelanjutan, DP3AK juga melakukan peningkatan dan penguatan kapasitas anak. 

"Usia anak 15-18 tahun sama dinas pendidikan sudah dipastikan tetap terus berlangsung pendidikannya. Tetapi kami berikan penguatan kapasitas anak dengan melatih entrepreneurship, kewirausahaan bagaimana membuat sabun, makanan ringan," ucapnya

DP3AK telah berkoordinasi dengan Dinsos guna menyiapkan sebuah tempat untuk dijadikan pelatihan tersebut 

"Kami menghimbau kepada masyarakat bahwa semua anak adalah anak kita. Anak anak kita harus terlindungi karena anak anak sebelum usia 18 tahun masih belum cukup mandiri. Baik secara fisik maupun psikis karena mereka membutuhkan bantuan pengasuhnya," bebernya 

"Mari kita bersama sama bukan hanya Pemda atau keluarganya saja. Tapi seluruh masyarakat, seluruh elemen bersama sama lindungi anak anak kita," pungkasnya. (Ard)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.