
BLITAR (Lenteratoday) - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa minta Kampung Siaga Bencana (KSB) di tiap wilayah dipetakan kembali, karena pesisir selatan Jatim masuk area Ring of Fire yang rawan bencana.
Hal ini disampaikan Gubernur Khofifah di sela-sela kunjungannya ke Desa Boro, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar. Dia meninjau kerusakan akibat gempa berkekuatan 6,2 magnetudo yang terjadi, Jumat (21/5/2021) dengan pusat 57 km tenggara Kabupaten Blitar di kedalaman 110 km.
"Kewaspadaan di setiap KSB berbeda menyesuaikan potensi bencana di tiap wilayah, saya minta dipetakan kembali KSB tiap wilayah. Agar kita bisa ciptakan kemandirian warga pada setiap potensi bencana yang ada," ujar Khofifah pada wartawan.
Lebih lanjut Khofifah menilai KSB ini, nantinya akan bisa menciptakan lumbung-lumbung sosial yang disiapkan secara berbeda. Misalnya, di wilayah dengan potensi banjir, akan disiapkan perahu karet. "Dan tentu berbeda dengan yang disiapkan pada wilayah dengan potensi gempa, puting beliung, dan kebakaran," jelasnya.
Kehadiran Desa Tangguh atau KSB dalam siaga bencana atau Desa Tangguh dalam BNPB untuk membangun kemandirian warga dalam melakukan mitigasi dan antisipasi bencana. "Jadi secara bertahap, perlu disiapkan sesuai kondisi potensi bencana yang ada di setiap daerah," tandasnya.
Khofifah mengungnkapkan mitigasi bencana secara kontinyu sudah dilakikan BNPB dan BMKG. Agar mitigasi lebih komprehensif ke depan dan meningkatkan kewaspadaan semua pihak. "Seperti konstruksi bangunan sebaiknya tahan gempa, karena wilayah selatan Jawa termasuk Jatim berada di area Ring of Fire. Sehingga, secara bertahap konstruksi memang harus disiapkan tahan gempa," ungkapnya.
Bahkan Khofifah memberikan contoh sebelumnya dilakukan mitigasi dilakukan di Kabupaten Banyuwangi dan Pacitan, tapi ternyata yang terdampak gempa justru wilayah Malang, Lumajang dan sebagian Blitar.
"Karena getaran atau resonansi gempa dampaknya bisa antar pulau atau antar provinsi. Ini artinya, kehadiran Desa Tangguh atau Kampung KSB sama-sama dibutuhkan supaya ada kewaspadaan dan kemandirian ketika ada titik yang berpotensi terjadi bencana," papar mantan Mensos ini.
Ditanya mengenai bantuan terhadap korban terdampak bencana gempa, menurut Khofifah sesuai SOP berdasarkan koordinasi dengan Kementrian Sosial dan stake holder lainnya. Pada posisi awal bencana, disiapkan logistik supaya bisa membangkitkan ekonomi warga terdampak.
"Untuk kerusakan ringan hingga berat bisa segera dilaporkan ke BNPB, tapi untuk titik-titik tertentu bisa kita koordinasikan antara BPBD daerah dengan BPBD Jatim agar bisa segera penanganannya," imbuhnya.
Secara terpisah Bupati Blitar, Rini Syarifah yang ikut mendampingi Gubernur Khofifah dalam kunjungan ini mengatakan pendataan kerusakan oleh BPBD dan Perkim masih terus berjalan, diupayakan selesai secepatnya. "Data sementara kerusakan ada 113 bangunan, berat ada 3 bangunan yaitu puskesmas, kantor kecamatan dan 1 rumah warga. Sisanya rusak ringan dan sedang," kata Rini.
Kapan pendataan selesai, Rini menargetkan selesai dalam 2-3 hari kedepan. Sedangkan posko bencana, sampai saat ini menurut Rini belum diperlukan pungkasnya.(ais)