LAMONGAN (Lenteratoday) - Penerapan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) yang diberlakukan sejak 10 hari lalu di Kabupaten Lamongan telah mencatat sebanyak 66 pelanggar lalu lintas, yang terekam atau tertangkap kamera CCTV.
"Untuk hari saja sampai pukul 11.00 WIB, terdapat 17 pelanggar," kata Kapolres Lamongan, AKBP Miko Indrayana seperti dilansir dari sebuah media, Kamis (1/4/2021).
Pelanggaran didominasi oleh pengguna kendaraan yang tetap menerobos lampu merah, tidak memakai helm dan pengemudi yang tidak mengenakan seat belt atau sabuk pengaman.
Menariknya, pelanggaran lalu lintas justru lebih banyak terjadi ketika arus lalulintas sedang lengang sekitar pukul 21.00 Waiab daripada saat arus lalulintas sedang padat.
"Justru pelanggaran yang terbanyak jam 9 malam ke atas. Mungkin karena kondisi jalan sepi, sehingga masyarakat itu mengabaikannya," ungkap AKBP Miko Indrayana.
Saat ini, titik CCTV untuk ETLE baru ada di dua tempat yakni, Jaksa Agung Suprapto (Pertigaan Adipura) dan jalan Lamongrejo, perempatan Famili.
AKBP Miko Indrayana memastikan akan ada perluasan area pemasangan CCTV untuk ETLE.
Sementara untuk mekanisme pemberitahuan, pelanggar akan mendapat pemberitahuan yang dikirim ke alamat pemilik kendaraan.
Kalau misalnya sudah bukan miliknya pemegang kendaraan, akan lakukan penelusuran lagi, misalnya saat itu yang pinjam siapa, ini yang sedang kita lakukan terkait dengan masalah penerapan ETLE di Lamongan ini.
Bukti fisik tilang tertuju pada alamat yang tercantum dalam STNKB. Jika saat memperpanjang atau ganti plat nomor belum ada penyelesaian, maka harus dibayar dulu dendanya. Kalau sampai tidak mau menyelesaikan dendanya, kendaraan itu akan diblokir.
Dari total 49 pelanggar lalu lintas yang terekam ETLE, sebagian pelanggar sudah datang ke Polres Lamongan untuk memberikan konfirmasi dan mengakui pelanggaran yang mereka lakukan.(ist)
.jpg)
.jpg)
