
BANYUWANGI (Lenteratoday)- Pemkab Banyuwangi bersama Forpimda serta BPBD kini mulai melakukan antisipasi kemungkinan terburuk dampak erupsi Gunung Raung atau disebut langkah kontijensi kebencanaan.
Gunung Raung mengalami erupsi sejak tanggal 21 Januari 2021. Hingga saat ini aktivitas gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso ini belum menunjukan tanda-tanda akan membaik, bahkan aktifitasnya cenderung meningkat.
Pemerintah menggelar rapat koordinasi (rakor) kontijensi bencana erupsi Gunung Raung di Kodim 0825 Banyuwangi, Kamis (4/2/2021). Hadir dalam acara tersebut, Dandim 0825 Banyuwangi, Letkol Inf Yuli Eko Purwanto, Danlanal Banyuwangi, Letkol Laut (P) Joko Setiyono dan Sekda Banyuwangi Mujiono.
Dandim 0825 Banyuwangi Letkol Inf Yuli Eko Prwanto mengatakan, sesuai dengan pantauan Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Raung dan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) erupsi Gunung Raung sampai saat ini masih dalam kategori aman. Sebab, lontaran material pijar dari perut bumi sebarannya masih di dalam kawah.
"Jadi sampai saat ini belum ada material yang keluar dari dinding kawah. Artinya masih kategori aman bagi warga di kaki Gunung Raung,” ujarnya usai digelar rakor di Makodim 0825 Banyuwangi, Kamis (4/2/2021).
Pihaknya saat ini juga tengah mewaspadai hujan abu vulkanik yang mulai mengguyur sejumlah wilayah di Banyuwangi. “Sudah ada beberapa laporan yang kita terima terkait hujan abu. Ini yang harus diwaspadai masyarakat. Untuk itu, kita kembali mengingatkan kepada masyarakat agar senantiasa menggunakan masker dan pelindung mata saat beraktifitas. Selain agar terhindar dari abu vulkani, ini sekaligus untuk mencegah penyebaran Covid-19,” tambahnya. (mok)