
Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa ragu jika kepergian Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ke luar negeri tidak menggunakan APBD. Malah ia khawatir ada dobel anggaran jika benar biaya keluar negeri Risma ditanggung pengundang.
Berdasarkan laporan Risma tercatat sembilan kali melakukan kunjungan ke luar negeri selama 2019. Namun Walikota dua periode itu, menegaskan jika dirinya tidak sepeserpun menggunakan uang APBD untuk biaya keluar negeri.
Dikonfitmasi usai menghadiri "Rapat Koordinasi Provinsi Jatim Tahun 2019" di Grand City, Gubernur Jatim Khofifah menyatakan statemen yang berseberangan dengan Risma. Mantan menteri sosial itu seakan ragu, apabila ada kepala daerah di Jatim yang keluar negeri tanpa menggunakan anggaran pemerintah.
"Surat yang masuk (ke Gubernur Jatim) rata-rata APBD. Jadi kalau betul dibiayai dari pihak pengundang, berarti dobel budget (anggaran ganda) atau suratnya salah ketik," katanya.
Orang nomor satu di Jatim ini menjelaskan, ketika ada kepala daerah yang izin keluar negeri, disetiap surat yang dikirim tercantum tujuan dan siapa yang membiayai. Namun Khofifah sekali lagi menegaskan bahwa, rata-rata menggunakan APBD.
"Boleh dicek suratnya (izin keluar negeri), karena surat ini sampai ke Kemendagri (kementerian dalam negeri). Kalau diundang dan dibiaya dari pengundang itu biasa. Kalau memang dibiayai (pengundang) saya takut dobel budget," tegasnya.
Sementara itu, dalam waktu dekat Risma kembali akan berangkat Turki. Tujuannya, memenuhi undangan Partai Pembangunan dan Keadilan untuk memperingati Hari Hak Perempuan. Terkait hal tersebut, Khofifah mengaku sudah menerima surat izin dari mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.
"Saya sudah membaca surat dan menggunakan APBD. Sementara saya membaca dari link berita katanya tidak pakai APBD. Maka saya menyampaikan jangan-jangan salah ketik. Itu saja. Bisa direvisi kalau salah ketik. Kalau tidak salah ketik lalu tadi itu lho, link beritanya tidak pakai APBD, saya takut dobel budget. Mungkin salah ketik," kata Khofifah. Diizinkan tidak Risma akan keluar negeri? "Sek lho ya," kata Khofifah sembari berlalu meninggalkan awak media.
Diketahui sebelumnya, Risma melalui Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menyatakan, agenda kunjungan kerja Wali Kota Surabaya keluar negeri tidak menggunakan APBD. Sebab, mayoritas pembiayaan atau akomodasinya selama perjalanan ke luar negeri itu ditanggung oleh pengundang. Bahkan, tak jarang pula akomodasi itu ditanggung oleh The United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG Aspac), karena Risma juga menjabat Presiden UCLG Aspac.
"Ada pemberitaan yang kurang tepat yang harus pemkot luruskan. Di antaranya, Bu Wali Kota tidak sampai 14 kali ke luar negeri. Selama 2019 hanya ke luar negeri sebanyak sembilan kali. Ada beberapa agenda ke luar negeri yang batal dihadiri Bu Wali Kota,” kata Febri, Selasa (19/11).
Febri menuturkan, dari kesembilan agenda tersebut, semua adalah undangan bukan kunjungan kerja inisiatif Pemkot Surabaya. Begitu pula dengan biayanya, mayoritas dibiayai pengundang sehingga lawatan tersebut tidak memberatkan APBD Kota Surabaya. (Sur)