01 November 2025

Get In Touch

Pengangguran Terdidik Capai 7,3 Persen, Ini yang Dilakukan Pemkot Malang

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, meninjau kegiatan Job Fair di GOR Ken Arok Kota Malang, Rabu (30/10/2025). (Santi/Lentera)
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, meninjau kegiatan Job Fair di GOR Ken Arok Kota Malang, Rabu (30/10/2025). (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Tingginya angka pengangguran terdidik di Kota Malang pada tahun 2025 tercatat sebesar 7,3 persen, mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus melakukan upaya menekan jumlah lulusan pendidikan tinggi yang belum terserap di dunia kerja.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menjelaskan tingginya angka pengangguran terdidik di Kota Malang merupakan konsekuensi dari status Kota Malang sebagai kota pendidikan. Banyaknya lulusan dari berbagai perguruan tinggi, menyebabkan persaingan di pasar kerja semakin ketat.

"Kalau Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di kita tidak tertinggi. Tetapi untuk angka pengangguran terdidik, itu memang tinggi. Karena memang wajar Kota Malang merupakan kota pendidikan," ujar Wahyu, usai meninjau kegiatan Job Fair di GOR Ken Arok, Rabu (29/10/2025).

Di sisi lain, Wahyu menyebutkan berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP), TPT Kota Malang turun dari 6,8 persen menjadi 6,1 persen pada tahun 2025.

"Untuk penurunan TPT, upaya yang dilakukan selama ini sudah sesuai dengan timeline. Meskipun memang terkait pengangguran terdidik ini menjadi PR yang turut digencarkan. Salah satunya ada job fair saat ini untuk memberikan kesempatan bagi mereka mendapatkan peluang pekerjaan," kata Wahyu.

Lebih lanjut, Wahyu menyebutkan penurunan TPT juga dipengaruhi oleh perubahan pola kerja masyarakat. Banyak warga Kota Malang yang kini beralih menjadi pelaku usaha mandiri maupun pekerja di sektor digital.

Sementara itu, Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan mengatakan pelaksanaan Job Fair tahun ini digelar lebih besar dibanding tahun sebelumnya. "Tahun kemarin kami melaksanakan di Mal Pelayanan Publik (MPP). Tahun ini di GOR Ken Arok," ujarnya.

Arif menjelaskan, kegiatan Job Fair kali ini diikuti oleh 61 perusahaan dan empat lembaga pemerintah, di antaranya Balai Pelayanan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI), BPJS Ketenagakerjaan, serta Disnaker PMPTSP sendiri. Sehingga total mencapai 65 lembaga.

"Dari pesertanya, per tadi malam sudah terdaftar sekitar 5.500 pencari kerja. Untuk tahun ini, dibuka sekitar 2.500 lowongan kerja, mulai dari posisi staf sampai manajer. Perusahaannya ada yang dari Pasuruan, dari provinsi juga ada, bahkan dari Banten juga ikut," paparnya.

Kegiatan Job Fair tersebut berlangsung selama dua hari hingga Kamis (30/10/2025). Menurutnya, Disnaker telah membagi peserta ke dalam beberapa sesi untuk menghindari kepadatan di lokasi acara.

"Sesi pertama hari ini kita buka untuk 1.000 orang, sesi siangnya 1.500, besok 1.500 untuk sesi pertama dan kedua. Kami bagi supaya tidak crowded. Sudah kami atur dari awal makanya juga kami buka pendaftaran secara online," tutur Arif.

"Kami juga tetap melaksanakan pendaftaran secara offline, tetapi besok, masuk di sesi kedua. Offline maksimal sekitar 500-an orang. Satu orang bisa mengambil lebih dari satu perusahaan," imbuhnya.

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.