SURABAYA (Lentera) - Tulang merupakan penopang utama tubuh yang berperan penting dalam menjaga postur dan pergerakan. Karena itu, kesehatan tulang perlu dijaga sejak dini agar tetap kuat dan berfungsi optimal hingga usia lanjut. Sayangnya, tanpa disadari, beberapa kebiasaan sehari-hari justru dapat mempercepat proses pengeroposan tulang atau osteoporosis. Penyakit ini kerap dianggap hanya menyerang orang lanjut usia, padahal faktor pemicunya bisa muncul sejak usia muda.
Selain itu, terdapat sejumlah kebiasaan yang perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko pengeroposan tulang atau osteoporosis. Mengenali dan menghindari kebiasaan tersebut menjadi langkah penting untuk menjaga kepadatan tulang dan mencegah berbagai gangguan kesehatan tulang di masa depan.
Jarang Terpapar Sinar Matahari
Banyak orang memilih menghindari sinar matahari karena alasan kenyamanan. Mereka lebih suka tetap berada di dalam ruangan, meski paparan matahari memiliki manfaat kesehatan yang signifikan.
Cahaya matahari pagi mengandung vitamin D, yang berperan penting dalam penyerapan kalsium. Kekurangan vitamin D dapat mengganggu proses pembentukan dan regenerasi tulang, sehingga meningkatkan risiko pengeroposan tulang.
Malas Bergerak
Aktivitas fisik memiliki peran penting dalam menjaga kepadatan tulang. Kebiasaan duduk atau rebahan terlalu lama dapat membuat tulang kehilangan fungsinya secara bertahap.
Tanpa gerakan yang rutin, struktur tulang akan melemah dan menjadi lebih rentan terhadap pengeroposan. Oleh karena itu, menjaga tubuh tetap aktif sangat penting untuk kesehatan tulang jangka panjang.
Terlalu Sering Minum Kopi
Menikmati kopi memang menyenangkan, namun konsumsi yang berlebihan dapat berdampak negatif bagi kesehatan tulang. Kafein dalam kopi dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urin dan mengurangi penyerapan kalsium di usus.
Jika kondisi ini berlangsung dalam jangka panjang, tulang akan menjadi lebih rapuh dan berisiko mengalami pengeroposan. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi kopi secara bijak agar tulang tetap sehat.
Suka Merokok
Merokok tidak hanya membahayakan paru-paru, tetapi juga berdampak negatif pada kesehatan tulang. Zat berbahaya dalam rokok dapat merusak sel-sel yang bertugas membentuk tulang sehat.
Selain itu, merokok meningkatkan kadar hormon kortisol yang dapat melemahkan kepadatan tulang. Akibatnya, perokok memiliki risiko osteoporosis yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan non-perokok.
Tidak Membatasi Konsumsi Garam
Makanan asin memang menggugah selera, tapi konsumsi garam berlebihan bisa memicu berkurangnya kalsium dalam tubuh. Kadar natrium yang tinggi membuat tubuh mengeluarkan lebih banyak kalsium lewat urin. Jika berlangsung lama, hal ini akan mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan risiko keropos.
Menjaga tulang tetap kuat bukan hanya soal minum susu atau mengonsumsi kalsium. Gaya hidup sehari-hari ternyata memegang peranan besar. Dengan rajin berjemur, aktif bergerak, membatasi kopi dan garam, serta menjauhi rokok, kita bisa memperkecil risiko osteoporosis sejak muda. Mulailah dari sekarang agar tulang tetap sehat hingga usia lanjut.
Kurang Asupan Kalsium
Komponen utama tulang adalah kalsium. Tanpa asupan kalsium yang cukup, tubuh tidak dapat membangun kembali tulang baru selama proses remodelling, sehingga tulang menjadi keropos. Selain tulang, organ lain seperti jantung, saraf, dan otot juga membutuhkan kalsium. Jika kadar kalsium dalam tubuh kurang, tubuh akan mengambil “tabungan” kalsium dari tulang.
Jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, risiko gangguan osteoporosis pun meningkat. Untuk mencukupi kebutuhan kalsium, Anda bisa mengonsumsi makanan seperti susu, keju, yoghurt, bayam, sarden, dan kacang-kacangan.
Konsumsi Makanan Cepat Saji
Makanan cepat saji dikenal sebagai sumber kalori dan garam yang tinggi. Konsumsi garam atau natrium dalam jumlah berlebihan dapat mengurangi kepadatan tulang karena tubuh akan membuang lebih banyak kalsium melalui urine. Akibatnya, tulang menjadi lebih rentan terhadap pengeroposan seiring waktu, terutama jika kebiasaan ini berlangsung terus-menerus.
Selain itu, kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji juga dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes, yang secara tidak langsung berhubungan dengan osteoporosis. Kombinasi pola makan yang tidak sehat dan gangguan metabolisme akibat diabetes dapat mempercepat penurunan kepadatan tulang, sehingga menjaga pola makan tetap seimbang menjadi sangat penting untuk kesehatan tulang jangka panjang.
Diet Ekstrim
Diet ekstrim berisiko menimbulkan kekurangan gizi penting, termasuk kalsium, vitamin D, dan protein yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kepadatan tulang. Kekurangan nutrisi-nutrisi ini mengganggu proses pembentukan dan regenerasi tulang, sehingga tulang menjadi lebih rapuh dan rentan mengalami pengeroposan seiring waktu.
Selain itu, orang yang menjalani diet ekstrim umumnya memiliki tubuh yang terlalu kurus dengan indeks massa tubuh yang rendah. Kondisi ini juga menjadi faktor risiko utama terjadinya tulang keropos di kemudian hari, karena tubuh kekurangan cadangan nutrisi yang diperlukan untuk menjaga kekuatan dan kepadatan tulang.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber




.jpg)
