SURABAYA (Lentera) -Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyalurkan bantuan pendidikan sebesar Rp350 ribu per bulan kepada sekolah SMA dan SMK, atau sekitar Rp3,5 juta hingga Rp4 juta per tahun bagi setiap peserta didik.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan kebijakan ini merupakan bentuk kepedulian Pemkot terhadap keluarga miskin agar anak-anak mereka dapat menyelesaikan pendidikan tanpa terbebani biaya administrasi maupun penebusan ijazah.
“Kita memastikan setiap sekolah diberikan bantuan Rp350 ribu per bulan, sekitar Rp3,5 jutaan per tahun. Kami akan kumpulkan sekolah-sekolah swasta SMA dan SMK agar tidak ada lagi penahanan ijazah,” kata Eri ketika ditemui di Gedung DPRD Surabaya, Selasa (7/10/2025).
Eri mengungkapkan, meskipun sekolah menengah atas dan kejuruan berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemkot Surabaya tetap hadir memberikan dukungan untuk pemerataan akses pendidikan.
“Kami mohon sekolah-sekolah ini juga ikut membantu masyarakat miskin di Surabaya. Karena sekolah sudah mendapat bantuan dari pusat dan provinsi, kami tambahkan lagi agar tidak ada alasan menahan ijazah,” tegasnya.
Eri berharap program ini tidak hanya meringankan beban administrasi pendidikan, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Harapan kami, tidak ada lagi siswa yang diminta biaya tambahan. Ini juga bagian dari upaya kami memperbaiki nasib anak-anak dari keluarga miskin agar ekonomi Surabaya terus bergerak,” jelasnya.
Selain bantuan pendidikan, Pemkot Surabaya terus memperluas program rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) sebagai bagian dari strategi pengentasan kemiskinan.
“Kami membangun semakin banyak rumah tidak layak huni agar keluarga miskin bisa hidup lebih layak dan anak-anaknya punya masa depan lebih baik,” tutup Eri.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH
.jpg)
