30 July 2025

Get In Touch

Parah, Imbas Penutupan Jalur Gumitir dan Panic Buying Antrian SPBU di Jember Capai Satu Kilometer

Kondisi antrian kendaraan membeli bahan bakar di SPBU Jubung, Jember.
Kondisi antrian kendaraan membeli bahan bakar di SPBU Jubung, Jember.

JEMBER (Lentera) - Dua hari terakhir kemacetan jalan dan antrian pembelian bahan bakar di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kabupaten Jember dan Bondowoso nampak parah. Ini dipicu karena proses pengiriman bahan bakar dari depo Banyuwangi mengalami keterlambatan karena imbas macet jalan raya wilayah utara karena penutupan perbailan jalan di Gumitir Kecamatan Silo, Jember.

 

Hal ini juga dipicu panic buying atau pembelian karena kepanikam pengguna kendaraan hingga melakukan pembelian bahan bakar secara berlebihan untuk motor maupun mobil.

Berdasarkan pantauan, nampak di SPBU Kreongan, Jl A Yani, Jalan Gajah Mada maupun daerah Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates mengalami antrian parah mencapai 1 hingga 2 kilometer. Bahkan di SPBU Kreongan antrian SPBU menyebabkan kemacetan jalan, hingga banyak kendaraan terpaksa dialihkan ke jalur lain. Selain itu harga pertalite ditingat eceran yang biasanya Rp12 ribu per liter, kini bisa tembis hingga Rp30 ribu sampai Rp40 ribu per liter. Antrian kendaraan di SPBU baik di Jember dan Bondowoso ini bahkan terjadi baik pagi, siang, sore dan malam. 

Sementara Pemerintah Kabupaten Jember menyadari dan memantau dengan serius kondisi kepadatan antrean, serta kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dan LPG yang terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), seperti di wilayah Jenggawah, Ajung, dan Kaliwates. Situasi ini menimbulkan keresahan masyarakat yang sangat dimaklumi oleh pemerintah daerah.

Bupati Jember, Muhammad Fawait dalam wawancara usai kegiatan hari pertama Bunga Desaku di Kecamatan Ambulu, Minggu (27/7/2025), menjelaskan bahwa kelangkaan ini bukan disebabkan oleh kekurangan stok BBM dan LPG, melainkan terhambatnya jalur distribusi dari arah timur (Banyuwangi) akibat penutupan jalan nasional.

“Sekali lagi saya tegaskan, BBM itu stoknya tidak kurang. Tapi distribusinya terhambat karena ada penutupan jalan dari Jember ke Banyuwangi, yang merupakan jalan nasional. Itu sebetulnya bukan kewenangan kami, karena merupakan kewenangan pemerintah pusat,” ujar Bupati Fawait. 

Lebih lanjut, bupati menyampaikan bahwa akibat penutupan tersebut, distribusi logistik penting seperti BBM dan LPG ikut terganggu. Oleh karena itu, pemerintah daerah langsung mengambil langkah sigap dengan menggelar rapat bersama Pertamina pada malam ini di lokasi kegiatan Bunga Desaku di Ambulu.

“Kami tidak tinggal diam. Malam ini kami undang Pertamina untuk rapat bersama. Kita juga sudah melayangkan permintaan resmi untuk penambahan kuota BBM dan LPG. Jika jalur dari Banyuwangi terganggu, kita minta tambahan pasokan dari Surabaya, Malang, atau daerah lain yang tidak terdampak penutupan dari arah timur,” tambah Bupati.

Pemerintah Kabupaten Jember mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan bersabar. Bupati Fawait memastikan bahwa pemerintah terus berupaya keras untuk mengatasi kendala ini sesegera mungkin. “Saya mohon masyarakat bersabar. Ini memang di luar prediksi kita. Bukan hanya mobilitas warga yang terganggu, tapi juga distribusi BBM dan LPG. Namun insya Allah, masalah ini bisa kita atasi secepat mungkin,” pungkasnya. (ads)

Reporter: Moko

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.