27 July 2025

Get In Touch

Polres Blitar Beri Dukungan Psikologis Siswa SMPN 3 Doko Korban Perundungan

Tim konselor Polres Blitar dipimpin Iptu Linartiwi dibantu personel Bag SDM memberikan sesi konseling pada korban bullying siswa SMPN 3 Doko, Kabupaten Blitar.
Tim konselor Polres Blitar dipimpin Iptu Linartiwi dibantu personel Bag SDM memberikan sesi konseling pada korban bullying siswa SMPN 3 Doko, Kabupaten Blitar.

BLITAR (Lentera) – Polres Blitar melalui tim konselornya memberikan dukungan psikologis (trauma healing) kepada salah satu siswa kelas VII SMP Negeri 3 Doko, Kabupaten Blitar yang menjadi korban bullying atau perundungan massal saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) berlangsung beberapa waktu lalu.

Kegiatan trauma healing tersebut mulai dilakukan sejak, Selasa (22/7/2025) di Ruang Sat Reskrim unit PPA, sebagai bentuk respons cepat dan empati terhadap dampak psikologis yang dialami oleh siswa yang berinisial WV (12).

Tim konselor Polres Blitar, yang dipimpin oleh Iptu Linar tiwi dibantu oleh personel Bag SDM, memberikan sesi konseling secara langsung kepada korban, untuk membantu proses pemulihan mental dan emosional pasca insiden perundungan. 

Kapolres Blitar, AKBP Arif Fazlurrahman menyampaikan kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Polres Blitar untuk melindungi anak-anak sebagai kelompok rentan, sekaligus mendorong terciptanya lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari kekerasan.

“Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Anak-anak seharusnya mendapatkan pembinaan yang positif selama MPLS, bukan justru menjadi korban kekerasan dari teman atau kakak kelasnya. Oleh karena itu, kami hadir untuk memberikan pendampingan psikologis, sekaligus edukasi kepada seluruh pihak terkait,” ujarnya, Rabu(23/7/25).

Dalam sesi trauma healing tersebut, konselor memberikan ruang bagi korban untuk mengekspresikan perasaannya, menceritakan kembali kronologi kejadian, dan membantu membangun kembali rasa percaya diri serta keamanan diri. 

"Tidak hanya fokus pada korban, Polres Blitar juga berencana melakukan pendekatan preventif kepada pihak sekolah dan pelaku untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan," imbuhnya.

Sebelumnya, video aksi bullying yang dialami korban sempat viral di media sosial, memperlihatkan korban dikelilingi dan mendapatkan tekanan fisik maupun verbal dari beberapa siswa lain yang terjadi, Jumat (18/7/2025) lalu.

Dengan adanya dukungan dari pihak kepolisian, diharapkan korban dapat pulih secara psikis dan kembali menjalani proses belajar mengajar dengan nyaman. 

Kasus ini juga menjadi momentum evaluasi penting bagi seluruh sekolah untuk meninjau kembali sistem pengenalan siswa baru agar lebih aman, edukatif, dan bebas dari kekerasan.

Reporter: Ais/Editor: Arief Sukaputra

 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.