20 April 2025

Get In Touch

Triwulan Pertama 2025, BPBD Kabupaten Malang Catat 164 Kejadian Bencana

Bantuan musibah kebencanaan bagi warga terdampak di Kabupaten Malang. (foto:ist/dok Pusdalops BPBD Kab Malang)
Bantuan musibah kebencanaan bagi warga terdampak di Kabupaten Malang. (foto:ist/dok Pusdalops BPBD Kab Malang)

MALANG (Lentera) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mencatat sebanyak 164 kejadian bencana terjadi sepanjang triwulan pertama tahun 2025, dari jumlah tersebut gempa bumi menjadi bencana yang paling dominan.


Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan mengatakan berbagai jenis bencana yang tercatat meliputi angin puting beliung, banjir, gempa bumi, pohon tumbang, hingga tanah longsor. Catatan ini dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kabupaten Malang.


"Bencana yang paling banyak terjadi sejak Januari hingga Maret 2025 adalah gempa bumi, dengan total 66 kejadian. Diikuti dengan tanah longsor sebanyak 42 kejadian," ujar Sadono saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (10/4/2025).


Selain gempa bumi dan longsor, BPBD juga mencatat 25 kejadian angin puting beliung, 23 kejadian pohon tumbang, serta 8 kejadian banjir. Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa, Sadono menyebu ada delapan warga yang dilaporkan mengalami luka-luka akibat terdampak berbagai kejadian bencana tersebut. 


Lebih lanjut, dari sisi dampak infrastruktur, Sadono menyebutkan setidaknya 130 fasilitas mengalami kerusakan, mulai dari kategori ringan, rusak sedang, hingga rusak berat. Adapun rinciannya, yakni 109 unit mengalami rusak ringan, 14 unit rusak sedang, dan 7 unit lainnya mengalami kerusakan berat.


"Kerusakan meliputi jembatan, jalan, fasilitas pendidikan, tempat ibadah, hingga jaringan listrik. Kerusakan berat paling banyak ditemukan di wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan, ada 5 di sana," paparnya.


Adapun pemetaan kejadian bencana terbanyak tercatat di Kecamatan Pujon dengan 12 kejadian, disusul Singosari sebanyak 10 kejadian. Sementara itu, sambungnya, kecamatan Lawang, Poncokusumo, dan Tirtoyudo masing-masing tercatat sebanyak enam kejadian. Beberapa kecamatan lain seperti Kasembon, Ngantang, Wagir, Pakis, dan Kepanjen masing-masing mengalami lima kejadian bencana.


"Kecamatan lainnya tercatat mengalami satu hingga empat kejadian. Sementara itu, hingga akhir Maret, belum terdapat laporan kejadian bencana di wilayah Kecamatan Gedangan, Kromengan, Pagelaran, Tajinan, dan Wajak," jelas Sadono.


Dalam kesempatannya ini, Sadono juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, mengingat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem pada beberapa pekan ke depan. Selain itu, BPBD Kabupaten Malang juga memperpanjang status Siaga Bencana Hidrometeorologi hingga akhir bulan April 2025 ini.


"Berdasarkan rilis BMKG, masyarakat diimbau untuk mengantisipasi potensi hujan lebat dan angin kencang hingga pekan depan. Kami juga terus berkoordinasi dengan tim reaksi cepat serta pihak terkait untuk melakukan identifikasi, penilaian dampak, pembersihan, hingga distribusi logistik darurat," katanya.


Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.