14 May 2025

Get In Touch

Pemkot Surabaya dan Kodim Panen Padi Serentak Nasional 8,8 Ton Per Hektar

Panen padi serentak nasional yang dilakukan Pemkot Surabaya.
Panen padi serentak nasional yang dilakukan Pemkot Surabaya.

SURABAYA (Lentera) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Kodim 0830/Surabaya menggelar panen raya padi serentak, di Kelurahan Sukolilo Baru, Kecamatan Bulak pada, Senin (7/4/2025). 

Panen raya padi serentak yang digelar secara nasional di 14 provinsi itu, turut dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto melalui daring terpusat di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Pemkot Surabaya, dalam mendukung program percepatan swasembada nasional pemerintah pusat.

Kepala DKPP Surabaya, Antiek Sugiharti menyebut hasil panen raya padi serentak hari ini, mencapai 8,8 ton per hektar. 

“Kalau produksi rata-rata secara nasional itu kan sekitar 6-8 ton, jadi kita 8,8 itu sudah cukup tinggi. Bahkan satu lahan yang lain juga cukup tinggi hasilnya sekitar 13 ton per hektar, di kota besar dengan situasi seperti ini sudah cukup bagus produksinya,” sebut Antiek.

Ia menjelaskan padi yang ditanam di lahan tersebut, merupakan jenis Ciherang. Menurutnya, padi jenis ini lebih mudah ditanam dengan kondisi tanpa ada irigasi primer.

"Artinya, dengan kondisi seperti itu dengan hasil panen padi sebanyak 8,8 ton per hektar sudah cukup bagus," jelasnya.

Antiek menuturkan, lahan pertanian di Kota Surabaya saat ini tersisa tinggal 843 hektar. Itu pun bukan lahan milik pemkot maupun petani, akan tetapi lahan-lahan tersebut adalah milik swasta yang belum dilakukan pembangunan sehingga dimanfaatkan sementara untuk lahan pertanian.

“Sehingga itu kita manfaatkan untuk budidaya pertanian, seperti saat ini lahan yang digunakan adalah milik TNI yang kita optimalkan untuk ketahanan pangan. Sedangkan di sini dikelola oleh dua poktan,” tuturnya.

Ia mengatakan padi hasil panen raya kali ini langsung dijual ke Bulog, dengan harga jual Rp 6.500 ribu per kilogram.
 

“Produksinya ini normal 3 bulan sudah panen, nanti ada yang langsung dibeli hasilnya oleh Bulog sesuai ketentuan Rp 6.500 ribu ya,” tambahnya.

Sementara itu, Dandim 0830/Surabaya, Kolonel Inf Didin Nasruddin Darsono mengatakan panen raya padi serentak kali ini merupakan agenda nasional, yang digelar di seluruh kabupaten/kota se-Indonesia.

“Di hamparan sini totalnya 78 hektar, untuk hari ini, yang panen di lahan 2 hektar. Karena lahan di sini tidak bisa ditanami secara bersamaan, dan sudah ada yang sudah dipanen dan sekarang tinggal yang 2 hektar,” kata Didin.

Didin menyebutkan proses tanam dan panen raya padi ini akan dilakukan secara berkala setiap tahun, dengan didampingi oleh jajaran TNI/Polri dan Pemkot Surabaya. Ketika panen, hasilnya akan dilaporkan secara berjenjang hingga ke Kementerian Pertanian (Kementan RI).

“Sehingga secara nasional bisa mengetahui daerah-daerah mana yang akan dipanen, kemudian hasilnya berapa, dan itu nanti menjadi data. Sehingga kita bisa mewujudkan swasembada pangan nasional seperti yang ditentukan oleh presiden,” sebutnya.

Ia mengungkapkan, Kodim 0830/Surabaya turut memberikan intervensi berupa alat mesin pertanian (Alsintan) untuk petani. Sementara ini, Kodim 0830/Surabaya memiliki 2 unit alsintan berupa traktor untuk membantu para petani di lokasi tersebut.

“Untuk yang lain-lain sementara masih proses dari dinas pertanian (DKPP) untuk pengusulan masalah irigasi, kemudian bibitnya dan segala macam. Seperti yang disampaikan oleh Kepala DKPP, bahwa irigasi yang ada di sini adalah bukan primer, tersier, ataupun sekunder, namun hanya memanfaatkan limbah dari rumah tangga. Karena sebelumnya sudah pernah dilakukan pengeboran air namun airnya asin, nah kalau asin kan tidak bisa digunakan untuk mengairi sawah, nanti sawahnya malah mati,” tutupnya.

Reporter: Amanah/Editor: Ais

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.