20 April 2025

Get In Touch

Akhirnya, Kepala SMKN di Rembang yang Tarik Pungutan Berkedok Infak Dicopot

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kaget saat tahu siswa SMK negeri di Rembang bayar infak ke sekolah. (Foto: dok Pemprov Jateng)
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kaget saat tahu siswa SMK negeri di Rembang bayar infak ke sekolah. (Foto: dok Pemprov Jateng)

REMBANG (Lenteratoday)-Kepala Sekolah SMKN 1 Sale, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, resmi dicopot karena ada pungutan liar berkedok uang infak di sekolahnya. Hal ini diketahui saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berdialog dengan salah satu siswa dalam acara seminar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023).

"Dia kita bebas tugaskan. Kemudian kita melakukan pengecekan dan minta [uang infak yang ditarik dari siswa] untuk dikembalikan," kata Ganjar dalam keterangannya, Rabu (12/7/2023).

Ia berharap kasus ini bisa jadi pengingat kepada kepala sekolah maupun guru di mana pun agar berhati-hati dan tidak menarik iuran dalam bentuk apa pun kepada siswa atau wali siswa. Bahkan, kata Ganjar, sudah ada aturan tegas soal itu.

"Ada beberapa sekolah cukup kreatif, dia membangun dengan mengundang alumni, itu kan boleh. Tapi bukan siswa [yang ditarik iuran], kasihan siswanya," tegasnya.

Ganjar menambahkan, tindakan tegas kepada Kepala Sekolah SMKN 1 Sale ini adalah langkah preventif agar kejadian serupa tak terulang di sekolah lain. Ganjar juga menyebut masyarakat bisa membantu dengan segera melapor jika menemukan hal serupa.

"Makanya kita ambil tindakan tegas, jadi kita langsung Plh. Kita langsung tarik dulu, kita pindah dulu. Kemudian ini agar menjadi perhatian bagi semuanya untuk tidak main-main. Hal-hal aduan selalu datang maka model-model semacam ini ya kita butuh bantuan masyarakat. Laporgub sudah cukup bagi saya untuk bisa melaporkan," tegas Ganjar.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah, menambahkan, pengecekan, dan penyelidikan langsung dilakukan setelah kasus itu mencuat. Pemeriksaan terhadap Kepala SMKN 1 Sale itu dilakukan dan yang bersangkutan mengakui adanya pungutan infak untuk membangun musala atau sarana ibadah melalui komite sekolah.

Pungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan pada tahun 2022. Dari total 534 siswa, 460 di antaranya sudah membayar. Kemudian 44 siswa tidak membayar karena tergolong tidak mampu. Selanjutnya, 30 siswa tidak membayar dengan pertimbangan sudah tahun keempat.

"Sampai saat ini dana yang terkumpul Rp 130 juta dan telah digunakan pada 2022 untuk pembangunan musala. Pembangunan musala saat ini sudah mencapai 40 persen," kata Uswatun.

Terkait siswa yang melaporkan dugaan pungutan tersebut saat ditanyai Gubernur Ganjar Pranowo, Uswatun menegaskan bahwa yang bersangkutan sudah mendapat pendampingan khusus.

"Terkait siswa yang ditanyai gubernur, saat itu juga kami langsung minta dilakukan pendampingan supaya tidak terjadi perundungan. Dan harus dijamin siswa tersebut nyaman dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa sesuai kapasitasnya sebagai peserta didik, tanpa intervensi dari pihak mana pun," katanya.

Kepala SMKN 1 Sale tersebut saat ini ditarik ke Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah III Jateng. Sebagai ganti untuk melaksanakan tugas kepala sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga telah menunjuk pelaksana harian (Plh).(*)

Reporter:dya,rls /Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.