
SEMARANG (Lenteratoday) - Indeks toleransi di Jawa Tengah pada tahun 2022 berada di kisaran angka 72. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata indeks toleransi di Indonesia yang berada di angka 68,72.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jawa Tengah, Haerudin, menyampaikan bahwa pihaknya akan terus berupaya meningkatkan indeks toleransi di Jateng. Pada 2023 mendatang, diharapkan indeks toleransi dapat meningkat ke angka 75.
"Kita tingkatkan, harapanya paling tidak kedepan bisa minimal 75 lah. Kalau toleransi nilainya 72, itu artinya yang 28 itu kan masih tanda kutip belum toleran. Makanya harus kita tingkatkan terus. Target kami minimal 2023 minimal 75," ujarnya saat ditemui di Kantornya, Rabu (9/11/2022).
Rencananya, upaya peningkatan toleransi dilakukan secara bertahap tiap tahunnya. Nantinya, indeks toleransi di Jateng ditargetkan dapat mencapai angka 90.
Pada pelaksanaannya, Kesbangpol Jateng akan menggandeng lembaga non pemerintah, salah satunya Wahid Foundation. Hal tersebut dinilai dapat mempermudah pemerintah untuk menjangkau masyarakat dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi.
"Kita berdiskusi juga dengan Wahid Foundation, ternyata nilai paling banyak yang mempengaruhi index toleransi itu kerukunan antar umat bergama, terutama terkait dengan pembentukan rumah ibadah. Harus diberikan kesempatan untuk semua agama yang ada di Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, toleransi di Indonesia, khususnya Jateng, sudah seharusnya dilaksanakan dengan baik sesuai ketentuan yang tertuang dalam konstitusi. Melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Kesbangpol juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Inilah tugas kami tentunya bersama dengan forum antar umat beragama untuk menjelaskan kepada masyarakat," tutupnya. (*)
Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Lutfiyu Handi