20 April 2025

Get In Touch

Gubernur Jatim Unggulkan Nanas Pasir Kelud, Mas Dhito Upayakan Inovasi Benih

Mas Dhito (kiri) menyaksikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyuguhkan nanas Pasir Kelud kepada para tamu
Mas Dhito (kiri) menyaksikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyuguhkan nanas Pasir Kelud kepada para tamu

KEDIRI (Lenteratoday) -Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali memamerkan nanas Pasir Kelud kepada setiap tamu yang datang ke Jawa Timur. Kali ini, nanas asal Kabupaten Kediri tersebut dipamerkan dalam penutupan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II di Kantor BPSDM Jawa Timur, Jumat (14/10/22).

Acara itu dihadiri Sekretaris Utama Lembaga Administrasi Negara (LAN) Reni Suzana, kepala daerah penerima penghargaan lencana Jer Basuki Mawa Beya Emas, termasuk peserta pelatihan dari berbagai daerah di Indonesia.

"Ini saya akan pamerkan kepada bapak ibu sekalian, ada komandannya, pemilik dari area ini Pak Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, hampir setiap tamu saya kenalkan," katanya.

Khofifah mengakui kelebihan nanas varietas PK-1 yang dikembangkan di lereng Gunung Kelud itu. "Ini nanas yang tidak perlu dikupas cukup dibelah-belah saja," terangnya.

Namun untuk saat ini mendapatkan nanas kualitas unggul itu diakui tidak mudah karena pengembangan yang belum masif. Untuk itu, Khofifah mengusulkan adanya pinjaman KUR Yarnen (bayar saat panen) bagi petani nanas. Masa panen nanas varietas unggul itu menunggu 18 bulan.

Dengan KUR Yarnen itu, para petani diharap akan lebih banyak lagi yang mengembangkan menanam nanas tersebut.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau yang akrab disapa Mas Dhito menyebutkan, nanas PK-1 yang dikembangkan di Kecamatan Ngancar itu merupakan nanas unggulan di Kabupaten Kediri.

Pengembangan nanas PK-1 banyak terkendala dalam pembenihan. Sebab, jenis nanas ini jarang muncul tunas baru di sekitar batang sebagaimana yang biasa muncul di jenis nanas lain.

"Untuk mencukupi kebutuhan, kini telah dilakukan inovasi dalam pembenihan," tuturnya.

Inovasi yang dilakukan yakni melalui stek batang dimana cara ini belum ada di tempat lain dan di Indonesia baru ada di Kabupaten Kediri. Selain stek batang, dilakukan pula pengembangan dengan kultur jaringan.

Reporter: Gatot Sunarko|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.