
Surabaya – Jumlahpasien positif virus corona (Covid-19) di Jatim yang terkonversi sembuh terusbertambah. Hari ini, Sabtu (4/4/2020), ada dua lagi yang dinyatakan sembuh. Sementarajumlah pasien terkonfirmasi positif tidak ada tambahan, meski demikiandiprediksikan jumlah kasus covid-19 ini masih akan terus bertambah.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam konferensipress di Gedung Negara Grahadi menandaskan bahwa jumlah Pasien Dalam Pengawasan(PDP) mengalami peningkatan dari hari sebelumnya 717 menjadi 780. Sedangkanjumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) menjadi 10.116. “Dan positif hari ini Alhamdulillantidak ada, jumlah masih 152,” katanya.
Gubernur juga menyampaikan dari data yang ada terdapat duapasien yang sembuh, satu dari Blitar dan satu dari Surabaya. Sehingga totalpasien sembuh atau koversi negative di Jatim menjadi 30 orang, jumlah itu setaradengan 19,74 persen. “ Dan hari kini kita juga berduka, ada 3 pasien positifmeninggal, dua dari surabaya dan satu dari Kediri,” tandas Khofifah.

Sementara itu, terkait dengan perkembangan penyebarancovid-19 dari kluster haji, Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Penanganan Covid-19, drKohar Heru Santoso mengatakan bahwa ada pekembangan yang menarik. Dimana sudahada satu pasien yang sembuh dari Kota Blitar tapi juga ada satu pasien yangmasih PDP, belum meluar hasil laboratoriumnya dan meninggal. Dari 18 yang confirm yang satu sembuh dan satumeninggal di Kabupatrn Kediri.
Dia menandaskan bahwa langkah yang dilakukan adalah melihatkapan orang-orang itu mulai sakit. Diketahui dari kluster haji pada puncaknya tanggal19 Maret dan tidak nambah lagi. Dari 413 peserta pelatihan di Asrama Haji, kasuspertama muncul tanggal 11 Maret dari narasumber dan jumlah ini meningkat karenaada second transmition ke orang lain. “Seperti yang dari Lamongan,satu positif dari teman dekatnya,” jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya, perlu melihat lebih jauh lagi karenamasih ternyata banyak kluster penyebaran yang terjadi di Jatim. Bahkan dari 132kasus yang telah ditemukan ternyata trennya ada 21 titik penularan. Diantaranyapada kluster pertama yang ditemukan terjadi di Malang pada tanggal 11 Februari,saat itu penularan terjadi ketika dia melakukan pertemuan internasional yangdilakukan di Jogja.
“Melihat banyaknya klsuter sumber penunaran ini, maka tanggal19 Maret yang paling tinggi dan masih berlangsung, dan kita perlu memutuskanrantai penularan ini. Memang saat ini mulai turun tapi masih mungkin melakukan (penularan)second transmition,” tandasnya. (ufi)