Tak Ada WFH, Gubernur Khofifah Minta ASN Beri Layanan Prima dan Peka Permasalahan Masyarakat

SURABAYA (Lenteratoday) - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memastikan tidak ada tambahan hari libur berupa Work From Home (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun pelajar di Jawa Timur. Selain itu, ASN juga diminta untuk tetap semangat prima dalam melayani masyarakat.
Terkait tidak adanya WFH bagi para ASN ini, Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa untuk Jatim tidak ada urgensi khususnya terkait arus balik lebaran seperti di Provinsi lainnya. "Tidak ada urgensi untuk menambah hari libur. Jadi hari ini sekolah-sekolah tetap mulai masuk," tegasnya saat Halal Bihalal yang digelar di halaman Kantor Gubernur Jatim, Senin (9/5/2022).
Dalam kesempatan itu juga dilakukan Apel senen Pagi mengawali hari pertama masuk kerja pasca libur Lebaran 2022. "Saya berharap kepada para ASN agar menjaga dan mempertahankan setiap prestasi yang sudah dicapai. Serta mengantisipasi dari setiap permasalahan yang muncul harus mampu dicarikan solusi hingga jalan keluarnya ditemukan," jelasnya.
Tidak hanya menjadi momen saling memaafkan, Apel Pagi juga dijadikan Gubernur Khofifah untuk mengingatkan para ASN Pemprov Jatim agar lebih peka terhadap permasalahan yang tengah terjadi di masyarakat.
Seperti pada kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi pada hewan ternak di beberapa wilayah, Gubernur Khofifah menuturkan bahwa Pemprov Jatim masih dan akan terus berkoordinasi dengan seluruh sektor terkait guna langkah pencegahan.
Bahkan, pihaknya telah meminta kepada Ikatan Alumni UNAIR dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) untuk menerjunkan tim sebanyak mungkin dalam menangani sedetail dan sekomprehensif mungkin agar penyebaran virus pada hewan ternak tidak semakin meluas.
"Saya meminta kepada perguruan tinggi yang memiliki Fakultas Kedokteran Hewan untuk menerjunkan tim sebanyak mungkin untuk membantu masyarakat peternak agar penyebaran PMK bisa dikendalikan," ungkapnya.
Masalah PMK ini disebutnya sangat penting dikomunikasikan ke masyarakat mengingat semakin dekatnya momen Hari Raya Idul Adha.
Maka dari itu, Gubernur Khofifah berharap agar seluruh ASN Pemprov Jatim juga sigap dalam upaya konfirmasi. Tidak hanya dari Dinas Peternakan, Pertanian, Kesehatan, dan Disperindag, namun instansi lainnya saya minta punya kepedulian yang sama.
"Jadi semisal ada yang ditanya, sebaiknya bisa menjawab. Paling tidak merujuk pada Posko Terpadu penanganan PMK hewan ternak," perintahnya.
Selanjutnya, permasalahan terkait kasus dugaan Hepatitis Akut yang menyerang anak hingga saat ini terus didalami atau diobservasi di RSUD Dr Soetomo dan RSUD Saiful Anwar Malang.
Mengenai kondisi arus balik mudik Lebaran di Jawa Timur sendiri, gubernur perempuan pertama di Jatim itu menyebut bahwa pihaknya telah berkordinasi dengan berbagai pihak lintas sektor demi kelancaran arus lalu lintas.
"Koordinasi lintas sektor masih dan akan terus kita lakukan, mengingat arus balik masih akan terjadi dalam waktu tiga hari ke depan setelah lebaran ketupat," ujarnya.

Sementara itu dalam apel dan Halal Bihalal tersebut, diikuti ratusan ASN di lingkungan Setdaprov Jatim. Turut hadir dalam Apel Pagi ini, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak bersama istri, Pj. Sekdaprov Jatim Wahid Wahyudi beserta istri, jajaran Kepaka OPD Pemprov Jatim.
Masih dalam suasana bulan Syawal, Gubernur Khofifah mengajak seluruh jajaran ASN untuk memaknai momen Halal Bihalal layaknya filosofi Ketupat. Ketupat atau 'Kupat' dalam bahasa Jawa yang berarti 'Ngaku Lepat' seyogyanya bisa menjadi referensi bagi seluruh masyarakat dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan saling memaafkan.
"Intinya pada momen 'Kupatan' itu kita akan melakukan silaturahmi dan saling memaafkan atas segala kesalahan kita," tutur Gubernur Khofifah dalam amanatnya.
"Jadi tidak hanya permohonan maaf kepada Allah, tetapi juga permohonan maaf kepada sesama manusia," imbuhnya.
Bentuk ketupat yang dibungkus dengan janur kuning melingkar lingkar dijelaskan dalam filosofi Jawa adalah simbolisasi bahwa kesalahan manusia berporensi mingkar- melingkar. Maksudnya manusia banyak salah dan hilaf baik disengaja maupun tidak di sengaja. (*)
Reporter : Lutfiyu/rls | Editor : Lutfiyu Handi