SURABAYA (Lenteratoday) - Setelah dua hari lalu, jurnalistik Surabaya ditinggalkan oleh seorang jurnalis senior perempuan, Sirikit Syah, kini insan wartawan Surabaya kembali berduka dengan kepergian tokoh jurnalis, Prof.Dr.H. Sam Abede Pareno, MM, hari ini, Sabtu (30/4/2022).
Assalamualaikum, mohon dimaafkan segala salah dan khilaf papa saya Prof. Sam Abede Pareno selama hidupnya - Inna Lillaahi wa Innaa Ilaihi Roji'uun papa saya telah meninggal dunia hari ini di rumah duka Jl.Mulyosari Tengah 5/ 37 Surabaya pd usia 73 tahun lebih 8 bulan, wassalamu'alaikum wr.wb (Rofi Pareno, putra Sam Abede).
Beliau adalah guru besar di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo. Atas dedikasi dan perjuangannya di bidang Ilmu Komunikasi dan Kewartawanan, mengantarkannya pada penghargaan Lifetime Achievement 2017, dari Yayasan Pendidikan Cendikia Utama (YPCU).
Mantan Rektor Unitomo, Dr. Bahrul Amiq pernah menyebutnya sebagai pejuang dunia kewartawanan.
"Prof. Sam tidak hanya berjuang pada ilmu komunikasi di dunia kampus saja. Beliau juga terus berjuang untuk dunia kewartawan. Hampir sepanjang usianya mengabdikan diri di dunia tulis menulis," ujar dr. Bahrul Amiq Rektor Unitomo Surabaya saat memberikan penghargaan tersebut, jelang Dies Natalis ke 36 tahun Unitomo Surabaya.
Selain aktif dalam dunia jurnalistik, Prof Sam Abede juga aktif dalam dunia kesenian, khususnya bidang Sastra. Ia juga pernah menjabat sebagai ketua Dewan Kesenian Surabaya, pada tahun 1984-1987, bersama pelukis Amang Rahman Jubair, dan sutradara teater Basuki Rachmat.
Tapuk pimpinan kembali dilanjutkan pada periode 1987 hingga 1991.
Kecintaanya pada dunia Sastra pun tampak saat Prof Sam sempat membacakan puisi berjudul "Terima Kasih Ki Mohammad Soleh", usai menerima penghargaan Lifetime Achievement 2017.
Penulis: Endang Pergiwati, wartawan Lenteratoday
.jpg)
.jpg)
