23 April 2025

Get In Touch

Manfaatkan Jiwa Gotong Royong, Plt Bupati Nganjuk Giatkan Gerakan 'Templekan' Warga

Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi dalam acara talkshow Lentera Media yang bertajuk ‘Perang Covid-19 Belum Usai, Kita Bisa Apa?’ di Hotel Harris Gubeng Surabaya, Sabtu (9/10/2021). Foto : Ardini Pramita.
Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi dalam acara talkshow Lentera Media yang bertajuk ‘Perang Covid-19 Belum Usai, Kita Bisa Apa?’ di Hotel Harris Gubeng Surabaya, Sabtu (9/10/2021). Foto : Ardini Pramita.

SURABAYA (Lenteratoday) - Pandemi covid-19 belum usai. Terhitung sejak dua tahun lalu melanda seluruh dunia. Berbagai cara terus dilakukan agar angka kasus baru tak semakin tumbuh. Demikian pula yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Nganjuk, yang terus berupaya menurunkan angka positif covid 19 dengan menggali kemampuan dan potensi warganya sendiri.

"Di Kabupaten Nganjuk, untuk mengatasi pandemi covid-19 ada gerakan yang dinamakan ‘Templekan’. Gerakan ini bermodal tradisi gotong-royong," tutur Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi dalam acara talkshow Lentera Media yang bertajuk ‘Perang Covid-19 Belum Usai, Kita Bisa Apa?’ di Hotel Harris Gubeng Surabaya, Sabtu (9/10/2021).

"Di Nganjuk, jiwa gotong royongnya kental. Maka saya ajak, yuk buat Gerakan Templekan dengan bergotong royong,” ujar Marhaen.

Jiwa gotong royong itu diaplikasikan dalam Gerakan Templekan, yaitu gerakan menyumbang sesuai kemampuan untuk mereka yang membutuhkan.

Gerakan ini dilaksanakan hanya satu bulan, namun masyarakat dengan antusias itu ikut dalam gerakan tersebut. "Warga yang menyumbang juga antri. Dana masuk dan keluar kita lakukan transparasi. Setiap hari disampaikan lewat media,” tambahnya.

Dengan program ‘Templekan’ ini, Marhaen ingin Kabupaten Nganjuk mendapat kepercayaan masyarakat, sehingga semua orang bisa membantu untuk penanganan covid-19.

“Dengan sedikitnya anggaran Pemerintah Daerah. Kalau kita tidak cari alternatif lain juga susah. Anggaran-anggaran belum kita prediksi muncul. Contoh insentif nakes, yang sebelumnya dicover pusat, namun mulai September dicover APBD. Alhamdulilah kita punya kesadaran bersama, bahwa ujung tombak ada di nakes. Nakes di garda depan,” ujarnya.

Dengan program ‘Templekan’ ini semua orang bisa membantu, baik dari perusahaan maupun dari perseorangan, bisa juga melalui Pemda atau bisa langsung kesasaran yaitu masyarakat yang terdampak.

“Pada PPKM level 4 dengan banyaknya isoman, kita membangun semangat gotong royong Templekan. Mengatasi covid, kita harus membangun kesadaran bersama, bukan masalah sakit saja. Covid bukan sakit aib. Covid bisa menimpa siapapun,” ujarnya.

Namun, selain masalah penanganan covid 19, pihaknya juga harus bisa menyeimbangkan antara ekonomi dan kesehatan. Selain itu, hal yang paling utama, pemerintah harus menciptakan kepercayaan kepada publik.

“Semua orang bisa mengajukan untuk meminta. Misal ada di daerah tertentu ada warga isoman, monggo bisa minta kita bisa bantu. Ini menumbuhkan kebersamaan. Badai apapun termasuk covid bisa ditangai. Sisi ekonomi, kegiatan keagamaan dan kesehatan juga jalan seimbang,” pungkasnya.

Reporter : Dini Pramita
Editor : Endang Pergiwati







Share:
Lentera.co.
Lentera.co.