SURABAYA (Lenteratoday) - Pemerintah Kota Surabaya terus memaksimalkan penggunaan rumah sehat yang digunakan untuk isoman bagi pasien Covid-19 bergejala ringan maupun tanpa gejala. Bahkan, pemantauan terharap warga isoman di rumah sehat tiap 3 jam sekali. Salah satunya di wilayah kecamatan Tambaksari Surabaya.
Camat Tambaksari, Ridwan Mubarun, mengatakan, saat ini sudah ada beberapa orang yang menempati rumah sehat. Yaitu, SDN Tambaksari 3 Kelurahan Tambaksari, dan SMPN 29 Kelurahan Pacarkeling.
Jika menjalani isoman di rumah sehat, kata Ridwan, setiap 3 jam dipantau terus perkembangan pasien, walaupun gejala ringan atau OTG.
"Faktor utama adalah saturasi karena kita tidak tahu bisa saja orang orang bisa drop karena saturasinya menurun. Harapannya bisa isoman di rumah sehat bukan di rumah. Apalagi kalau gejala berat dirujuk di rumah sakit," tandasnya.
Untuk jumlah bed, Ridwan memaparkan,di SMPN 29 disediakan sekitar 24 bed, SDN Tambaksari 3 ada 23 bed, dan SMPN 9 sebanyak 40 bed.
"Jadi orang yang masuk kesana adalah mendapatkan rujukan dari puskesmas, dengan kondisi gejala ringan atau tidak bergejala," ujarnya, Minggu (1/8/2021).
Ridwan juga mengungkapkan, banyak sekali penolakan dari warga saat menyiapkan bangunan tersebut, lantaran kurangnya komunikasi. Namun, permasalahan itu sudah diselesaikan dan dibicarakan bersama sama.
"Pada akhirnya mereka paham karena ini demi kepentingan bersama," ungkapnya.
Dengan adanya rumah sehat, warga yang terkonfirmasi positif Covid 19 baik gejala ringan maupun tanpa gejala, tidak perlu melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Ada petugas sekolah dibantu petugas terkait membantu memantau kondisi pasien. Dengan adanya rumah sehat tidak ada isolasi mandiri di rumah," tuturnya.
"Karena ada pasien yang isolasi mandiri, tapi sudah meninggal karena tidak terpantau. Selain itu, kondisi perkembangannya juga tidak ada yang tahu," sambungnya. (ard)
.jpg)
.jpg)
