MALANG (Lenteratoday) - Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terus mengalami kenaikan di tengah pandemi. Merujuk data SIMFONI (PPA) sejak 1 Januari-19 Juni 2020 saja ada 3.087 kekerasan terhadap anak. Di antaranya 852 kekerasan fisik, 768 kekerasan psikis, dan 1.848 mengalami kekerasan seksual.
Ini adalah data yang tercatat dan dilaporkan, masih ada kemungkinan kasus-kasus lain yang luput dari pendataan. Di tengah situasi yang tidak menentu ini, juga sangat berbahaya untuk anak. Aksesibilitas pertolongan yang terbatas akibat pandemi, dan sempitnya ruang gerak jadi salah satu faktor mendasar meningkatnya kekerasan terhadap anak
Untuk menanggulangi hal itu, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2PA) Kota Malang memiliki program Kota Layak Anak (KLA). Kegiatan ini digagas untuk melindungi anak-anak dari ancaman kekerasan, dan membantu anak untuk terus berkembang.
Dalam program ini Kepala Bidang P2PA, Ambar Priyandani menjelaskan, KLA sudah menjadi program utama sejak beberapa waktu yang lalu, selama ini sosialisasi tentang hak anak sudah dilakukan melalui program tersebut. Namun karena terhalang pandemi, kegiatan rutin seperti sosialisasi masih belum bisa terlaksanakan dengan baik.
“Tadinya kita ada buat forum anak Kota Malang, dan sosialisasi terkait hak dan perlindungan anak di Kelurahan-Kelurahan, tapi karena pandemi, kegiatan itu masih belum bisa berlanjut dengan maksimal,” Ujar Ambar saat dihubungi Sabtu (24/7/2021).
“Kita kan sudah ada SE dari Walikota ya soal KLT ini, jadi ya sejalan dengan SE itu kami akan selalu berusaha ada untuk anak-anak, dan mewujudkan KLT,” terusnya.
Ia berharap, anak-anak di Kota Malang masih bisa menikmati masa-masanya sebagai anak-anak, dan terhindar dari kekerasan di tengah pagebluk yang menerjang. Mengingat, anak-anak adalah harapan bangsa, dan calon pemimpin penerus negara, mengajarkan anak nilai-nilai luhur dan melindungi mereka, adalah salah satu modal utama untuk sebuah negara bisa teruskan kiprahnya.(ree)
.jpg)
.jpg)