
PONOROGO (Lenteratoday) - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bangga atas progres warga binaan Rumah Harapan di Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo. Kampung yang dulunya dikenal dengan sebutan "Kampung Idiot" tersebut, saat ini telah memiliki berbagai karya UMKM yang telah dijual ke berbagai daerah. Antara lain produksi keset anyaman dari kain perca. Kain batik dengan metode ciprat. Bahkan beternak lele dan kambing.
Khofifah menceritakan, pertama kali berkunjung ke Desa ini pada akhir tahun 2014 lalu, ketika masih menjabat sebagai Menteri Sosial. Warga Desa ini harus diintroduksi dan pendampingan secara terus menerus.
Khofifah menjelaskan bahwa 80 persen masyarakat Desa Karangpatihan mengalami disabilitas fisik, masih bisa melakukan pekerjaan atau bisa berkarya. Sedangkan sisanya tidak bisa berkarya sama sekali. Namun hal itu tidak menyurutkan niat untuk mengembangkan desa tersebut. Untuk memutus rantai tuna grahita, maka masyarakat harus diajari hal-hal yang membuat daya pikir berkembang, salah satunya dengan pelatihan.
Untuk diketahui, Bank Indonesia telah membantu memberikan pelatihan dan fasilitas sejak tahun 2013. Bahkan saat ini, masyarakat yang mendapatkan pelatihan telah mampu memasarkan melalui online.
"Ini artinya ada improvment yang berjalan. Menjadi pintu masuk peningkatan ekonomi dan sumber daya manusia di desa ini. Meningkatkan ekonomi pemasukan mereka dan daya pikir mereka," jelas Khofifah saat sambutan Peninjauan Kegiatan Produktif Ekonomi Warga Tuna Grahita di Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Selasa (06/04/2021).
Khofifah mendukung penuh dengan rencana Desa Karangpatihan untuk menjadi desa wisata. Karena akan mengubah image kampung tersebut agar tidak lagi dipandang sebelah mata.
"Harapan saya sinergi yang baik antara Pemkab Ponorogo dan Bank Indonesia terus berlanjut. Sehingga masyarakat disini diberi tambahan fasilitas agar lebih cepat lagi berkembangnya," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Karangpatihan, Eko Mulyadi berharap agar Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Bank Indonesia dan Pemerintah terkait dapat mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat desa.
"Kita konsen pengembangan ekonomi masyarakat. Bahkan kita juga lagi pengembangan di bidang agraria. Kita akan buka kebun jeruk untuk wisata edukasi. Juga ada ukiran untuk mebel dan makanan olahan," kata Eko.
Eko berjanji akan memaksimalkan semua potensi yang ada. Sehingga desa dapat berkembang lebih cepat. "Target kita bisa menjadi desa wirausaha mandiri. Sekitar tahun 2025," pungkasnya.
Sementara itu, Difi Ahmad Johansyah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jatim menjelaskan, saat pertama kali memberikan bantuan, BI mengajarkan budidaya Lele. Kemudian kini berkembang ke Batik Ciprat.
"Kenapa Batik Ciprat? Unik yes, tapi paling mudah untuk diajarkan. Saya rasa dengan penjualan order online bisa memenuhi pasar," katanya.
Data Dinas Sosial Kabupaten Ponorogo, saat ini jumlah warga yang mengalami disabilitas mental sebanyak 98 orang. Sedangkan yang mengalami disabilitas fisik sebanyak 120 orang. (Ger)