"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Saya Istrinya Yuyung Abdi meminta maaf atas kesalahan beliau selama ini. Mas Yuyung meninggal dunia Jam 9.00,” begitu tulisan mengejutkan di status WhatsApp sang fotografer senior siang tadi.
Ucapan doa dan belasungkawa pun langsung mengalir di semua grup WhatsApp, Selasa (16/2/2021). Di dinding semua media sosial milik alumni Universitas Airlangga (Unair) ini pun juga penuh ucapan duka dan foto kenangan akan sang begawan fotografi ini.
Dunia fotografi Indonesia berkabung setelah kabar meninggalnya fotografer bergelar doktor ini.
Tak hanya rekan seprofesi, belasungkawa juga disampaikan oleh Anggota Komisi III DPR RI, Bambang DH yang juga merupakan mantan Walikota Surabaya.”Saya dan keluarga ikut berdukacita dan semoga segala kebaikan dan amal ibadahnya mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” ujarnya.
Bambang DH mengaku mengenal Yuyung sebagai fotografer sejak masa awal reformasi. “Dia sering terlihat di lapangan, bahkan saat dalam situasi ada keributan dan kerusuhan. Kemudian aku kenal dan makin lama makin dekat. Saat ambil gambar dia sangat idealis, bahkan perfectionist. Aku pernah diminta bergaya begini-begitu sesuai keinginan gambar yang ingin didapat,” ujarnya mengenang Yuyung.
Foto paling mengesankan menurut Bambang DH saat dirinya diminta Yuyung untuk naik Forklift di area pembangunan Jembatan Suramadu. Ide ini murni dari sang fotografer dan Bambang DH menjadi Walikota pertama yang berkenan untuk diambil fotonya dengan gaya tersebut. Dengan hasil foto fenomenal tersebut, masyarakat menangkap secara jelas perkembangan pembangunan jembatan penggerak ekonomi antara Pulau Jawa dan Madura ini.
Tak hanya Bambang DH, sang istri Dyah Katarina dan putra-putri politisi senior ini mengenal Yuyung Abdi. “ Dia ahli di bidangnya dan tidak pelit berbagi ilmu. Dia sempat ajak aku ambil S3 di Unair. Saat itu kutanggapi dengan tertawa,” katanya.
Bambang DH mengingat saat itu Yuyung berkata, “Mas ayuk njupuk S3 nang Unair”, katanya kala itu. Bambang DH pun menjawab, “ Waduh Yung … aku apa mampu. Di S3 idealnya kan porsi ilmu dari dosen 25%, sisanya yang75% mesti kita cari dari berbagai sumber. Awakmu sik nom, aku rasanya disamping waktu ,yo sulit memenuhi ideal sebagai majhasiswa S3.” Bambang DH mengaku sangat senang akhirnya Yuyung berhasil menyelesaikan selesaikan S3-nya.
“Kita semua kehilangan, kita semua berduka, tapi rasanya keluarga punya kebanggaan mimiliki kepala keluarga, suami, ayah seperti Yuyung Abdi,” tutupnya.
Yuyung merupakan alumni Fakultas Sain dan Teknologi (FST), dulu Fakultas Matamatika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Airlangga (UNAIR). Dari situ Yuyung untuk lanjut studi S2 untuk menekuni fotografi yang berkaitan dengan media dan komunikasi. Pengetahuan fotografi diperluas dalam kajian media. Selanjutnya, tidak hanya menggebrak dengan gelar S3, Yuyung berhasil menorehkan karya sekaligus pencapaian akademik luar biasa.
Hal senada diungkapkan oleh Pemred LenteraToday.com, Arifin Boedi Haryono.”Mas Yuyung -sapaan akrabnya, tipikal yang lengkap. 50 persen serius. 50 persen guyonan,” ujarnya saat ditanya terkait sosok Yuyung Abdi.
“Tiga kali saya menjadi editor bukunya. Dua tentang branding figur kepala daerah. Satu tentang buku yang dia bangga-banggakan, judulnya: Prostitusi,” lanjutnya.Seperti diketahui, buku Prostitusi merupakan narasi kehidupan para wanita tuna susila (WTS) penghuni komplek-komplek pelacuran di wilayah Indonesia. Buku ini menjadi desertasi Mas Yuyung sekaligus mengantarnya meraih gelar S3 atau Doktor di Universitas Airlangga Surabaya.
“Saya pribadi dan keluarga besar Lentera Today Group mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya. Mas Yuyung orang baik, Insyaallah diterima di tempat terbaik,” tutupnya. (ist)
.jpg)
.jpg)
