
SURABAYA (Lenteratoday) - Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Indrapura (RSLKI), Surabaya kembali melaksanakan prosesi Wisuda Penyintas Covid-19. Kali ini melampaui jumlah 6000 pasien yang dinyatakan sembuh oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien), Selasa siang (9/2/2021).
Baliho wisuda bernuansa hijau dengan background kondisi rumah sakit, para relawan yang tergabung dalam Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19, mewarnai berlangsungnya acara tersebut. Kegiatan itu ditandai dengan tumpengan nasi kuning, pisang hijau dan beragam gorengan khas Indonesia.
Pada kesempatan periode wisuda ke 231 ini, RSLKI mewisuda 13 penyintas Covid-19. Sehingga total pasien yang dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang berjumlah 6010 orang dari 6383 orang yang tercatat masuk dan dirawat di RSLKI. Wisuda kali ini merupakan akumulasi tertinggi dari 1254 pasien yang masuk Bulan Desember dan 1147 pasien pada Bulan Januari.
Wisudawan ke 6000 penyintas Covid-19 jatuh kepada Purwoko (71) yang menempati ruang Neptunus. Pria kelahiran Bondowoso, 5 Juli 1950 tersebut merupakan Pensiunan sebuah BAN. Purwoko adalah pasien lansia di rumah sakit.
Dr. Christijogo Soemartono Waloejo, Dokter Senior RSLKI, menyampaikan, wisuda ke 6000 ini sebenarnya di luar dugaan dari perkiraan awal. Karena pada awal pendirian, ia berharap pasien yang dirawat kisaran ratusan dan pandemi segera berakhir.
"Namun dengan kenyataan seperti sekarang ini, banyaknya penderita covid-19. Maka protokol kesehatan harus tetap diutamakan dan dijalankan dengan konsisten, dan rumah sakit tetap menjalankan fungsi layanan semaksimal mungkin," ujarnya.
Sementara itu, Purwoko, mewakili para wisudawan, menyampaikan rasa terima kasih, kepada jajaran dokter, perawat, relawan dan seluruh tenaga medis dan non medis, yang telah banyak memberikan fasilitas dan bantuan selama proses penyembuhan.
"Rumah sakit ini sungguh memberikan suasana yang sangat menyenangkan sehingga proses kesembuhan cepat didapat dan dalam waktu 10 hari sudah dinyatakan sembuh dan bisa pulang," ungkapnya.
Purwoko menutukan, ia direkomendasikan dan didaftarkan oleh PKM Tenggilis Mejoyo ke RSLKI. Ia datang secara mandiri ke RSLKI dengan gejala ringan, dan langsung ditangani secara intensif oleh relawan medis. Setelah dirawat selama 10 hari dan di asesmen oleh dokter-dokter spesialis dan dokter umum RSLKI, Purwoko dinyatakan sembuh dan dapat pulang hari ini, dengan tambahan isolasi mandiri 5 hari.
"Untuk mempersiapkan kondisi agar lebih siap untuk kembali ke masyarakat dan bekerja sebagaimana biasa. Lima hari itu juga mengkonfirmasi apakah masih muncul gejala covid-19 atau tidak. Sehingga bisa menjadi acuan puskesmas pendamping dan juga relawan untuk menyatakan bahwa sudah benar-benar sembuh dan sehat," katanya.
Dengan penanganan yang komprehensif dan rasional serta monitoring ketat, mampu menekan angka kematian 1 pasien selama 8 bulan beroperasi.
Hingga kini telah menyembuhkan 6.010 pasien, memberikan kontribusi 6,82% dari total kesembuhan di Jawa Timur sebesar 103.219. Menjadi role model dan rujukan RS Lapangan lain di Jawa Timur dan Nasional.
Pengorganisasian para penyintas covid-19 untuk dapat berkontribusi dalam sosialisasi dan edukasi penanganan covid-19. Membantu pengelolaan dan penanganan Donor Plasma Konvalesen bersinergi dengan PMI, Dinkes, TNI dan stakeholder lainnya.
Hal itu tidak menjadikan semua orang yang berkhidmat di RSLKI menjadi takabur atau menyombongkan diri. Keberhasilan tersebut dijadikan catatan, pemotivasi dan pelecut bagi semuanya untuk lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien,” tandas dr. Christijogo mengakhiri acara. (ard)