
MALANG (Lenteratoday) - Kasus ketukarnya jenazah yang terjadi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kasin Kota Malang menjadi evaluasi serius bagi pihak Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Kasubbag Humas RSSA Malang, Dony Iryan Vebri Prasetyo mengatakan, pemberian identitas di setiap peti jenazah akan ditinjau ulang.
"Selama ini itu identifikasi identitas jenazah cuma dikasih spidol. Jenazah atas nama ini terus ditulis pakai spidol. Atau gelang pasien yang masih tertempel pas masih hidup itu akan dipaku di peti, itu aja," saran Dony.
"Kenapa kok gak dikasih kertas? Kalau dikasih kertas HVS dia akan ndleder (ngerembes ke bawah) kalau kena air tidak akan tahan lama. Makanya dikasih spidol permanen dan gelang pasien dipaku. Nanti akan akan kami evaluasi lagi biar identitas pasien lebih terbaca," tambahnya.
Sejatinya kata Dony, selama proses pemulasaran jenazah saat pandemi Covid-19 tidak terjadi masalah. Tetapi ia menilai adanya pertikaian tersebut dikarenakan faktor kelelahan antara petugas maupun keluarga pasien.
"Selama ini ya tidak ada masalah sudah terbaca, ya tapi memang mungkin emosi, capek juga. Karena yang namanya orang capek kan iso kalut (mengamuk) iso (bisa) salah gitu ya," pungkasnya.
Sebelumnya beredar video di sosial media berisi kemarahan warga pada saat pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Kasin Kota Malang. Salah satu warga yang notabene keluarga pasien itu murka kepada petugas Public Safety Center (PSC) 119 RS Saiful Anwar Kota Malang, karena telah keliru membawa jenazah yang sedianya akan di makamkan di TPU tersebut. (Sur)