
SURABAYA (Lenteratoday) - Dinas Kesehatan Surabaya menargetkan dalam sehari bisa melakukan vaksinasi pada 50-100 orang. Hal ini seiring dengan kepastian Kota Surabaya meneriman 15.200 vaksin dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim.
"Sehingga, jumlah vaksin 33.023 selesai dalam waktu 3 minggu," tutur Kepala Dinkes, Febria Rachmanita ketika menerima vaksin dari Gedung Farmasi Kota Surabaya, Rabu (13/1/2021).
Rencananya, vaksinasi akan dimulai pada Jumat (15/1/2021) pada forkopimda kota Surabaya. Kemudian, akan disalurkan pada 1.950.000 untuk masyarakat umur 18-59. "Jumlah 50.000 kurang lebih datanya adalah tenaga kesehatan," lanjut dia.
Soal vaksinator, Surabaya sudah menyiapkan 830 dengan orang cadangan. Sehingga, total 839 khusus untuk vaksinator yang menyuntik.
"Tapi total semuanya itu 2.000 berapa gitu, jadi ada meja admin, meja penyuntikan. Itu meja screening. Ada meja tiga, meja empat itu totalnya 2000-an," paparnya.
Untuk penyimpanan di puskesmas, Dinas Kesehatan Surabaya sendiri sudah menyiapkan cold room atau lemari pendingin yang suhunya 2-8 (derajat) kulkas.
"Kemudian pada saat petugas menggambil dari Gedung Farmasi Kota ke Puskesmas, kami punya vaksin carrier sejumlah 1.177," sambungnya.
Untuk teknis sebelum mendapatkan vaksin, Feny menjelaskan bahwa Pemerintah Pusat akan mengirimkan SMS pada Nakes. SMS tersebut berisi undangan untuk mengisi aplikasi.
"Kemudian Nakes akan melakukan registrasi. Pada saat regristrasi ulang itu akan ditanya penyakit komorbid apa yang ada pada nakes tetsebut," tuturnya.
Teknis tersebut juga berlaku pada masyarakat. Setelah dia registrasi ulang ada pertanyaan komorbid apa yang dia punya. "Kalau misal dia punya hipertensi, diabet, kanker, itu dia akan mendapat balasan dari sistem, bahwa saat ini anda mempunyai komorbid hipertensi sehingga tidak dapat dilakukan vaksin, jadi seperti itu," sambungnya.
Setelah lolos, mereka juga memilih untuk menerima vaksin dimana. Apakah di rumah sakit tertentu atau di puskesmas. Kemudian, dari data orang datang untuk melakukan vaksinasi sesuai dengan yang tempat yang dipilih.
"Maka dia pada saat itu dia mendaftar menunjukkan SMS itu, kemudian setelah SMS blast itu mereka akan masuk ke meja dua, kemudian disitu kita lakukan screening lagi dari yang lolos itu yang tidak punya komorbid," lanjut dia.
Dari situ lah dilakukan screening ulang lagi, baru kalau lolos bisa ke meja tiga. Meja tiga itu langsung vaksin, baru meja empat untuk pencacatan laporan.
"Jadi intinya semua pendaftaran itu melalui SMS blass. Pendaftaran melalui aplikasi kemudian akan mendapatkan SMS blass,"pungkasnya. (ard)