
KEDIRI (Lenteratoday) - Pertumbuhan ekonomi Kota Kediri rata-rata 5,5 persen dalam tiga tahun terakhir berdampak pada peningkatan tabungan masyarakat di perbankan mencapai 8,8 persen per kapita per tahun. Dibanding indeks kredit per kapita di perbankan hanya 7,3 persen per tahun, seperti dirilis dari hasil riset Lokadata dalam indeks Booming Cities 2020.
Angka hasil riset Lokadata dalam indeks Booming Cities 2020 memaparkan, industri pengolahan yang biasa digarap sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sudah mulai landai pertumbuhannya, sehingga Pemkot Kediri harus menangkap peluang dan potensi dari sektor yang lebih strategis.
“Memang Kota Kediri ini secara karakteristik adalah kota jasa, jadi wajar jika bidang jasa perusahaan ini tumbuh pesat dalam tiga tahun terakhir. Kota Kediri semacam hub, atau wilayah tengah yang dikelilingi daerah penyangga seperti Trenggalek, Blitar, Nganjuk, Jombang dan tetangga terdekat Kabupaten Kediri, jadi cocok untuk berdirinya kantor perusahaan atau bidang jasa,” jelas Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar di Balaikota Kediri, Selasa (22/12).
Ditambahkan, orang-orang luar jika mau berkunjung ke daerah penyangga cukup ke Kota Kediri, semua ada, sudah tidak perlu lagi ke Surabaya. Mau belanja baju atau makan di restoran, di Kota Kediri sudah lengkap. Nah, pajak restoran dan hotel ini juga menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) yang signifikan,” tambah Abdullah Abu Bakar.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga membuka data, Kota Kediri banyak terdapat kampus atau sekolah tinggi kesehatan yang banyak menyerap mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Maka tak heran usaha jasa kos-kosan, laundry hingga kuliner bisa terus tumbuh. Selain juga ada sejumlah pesantren besar yang ada di Kota Kediri, seperti Pondok Pesantren Lirboyo dan LDII.
“Kami juga punya PSDKU Politeknik Negeri Malang, dan juga Pemkot Kediri menghibahkan gedung dan tanah untuk Universitas Brawijaya, dan Alhamdulillah sudah berjalan perkuliahannya. Sementara STAIN Kediri sudah naik status menjadi IAIN Kediri. Ke depan memang Kota Kediri harapan kami bisa lebih dikenal sebagai kota pendidikan,” harapnya.
Walikota Abu Bakar mengaku bersyukur, meski di tengah pandemi Covid-19, Universitas Dian Nuswantoro salah satu kampus swasta peringkat 8 nasional percaya dengan potensi Kota Kediri dan akhirnya membuka cabang. Sementara memang baru ada empat prodi yakni manajemen, teknik informatika, sistem informasi dan desain komunikasi visual (DKV), saya rasa hal itu cukup membantu Pemkot Kediri mengembangkan ekosistem kreatif di Kota Kediri.
Diharapkan juga, pertumbuhan sektor pendidikan ini dapat ditangkap peluangnya oleh masyarakat. Karena ini bisa menjadi local market bagi para pelaku UMKM, sehingga pengangguran terbuka di Kota Kediri yang mencapai 4,2 persen bisa terus semakin berkurang.(gos)