22 April 2025

Get In Touch

Harga Merosot, Pemkab Kediri Gerakkan ASN Bantu Beli Cabai

Harga Merosot, Pemkab Kediri Gerakkan ASN Bantu Beli Cabai

Kediri - Senasib sepenanggungan atau tenggang rasa yang ditanamkan pada masyarakat Kabupaten Kediri di bawah kepemimpinan Bupati dr Hj Haryanti Sutrisno. Setidak pada situasi yang menimpa petani cabai dimana perkembangan harga cabai yang terus menurun di masa pandemi Covid-19, melalui Dinas Perdagangan setempat mendorong Aparatur Sipil Negara di lingkungannya untuk membeli cabai hasil panen para petani.

Tutik Purwaningsih, Plt. Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri mengatakan Pemkab Kediri tidak tinggal diam melihat nasib petani cabai yang harganya jatuh saat penen. Sejumlah upaya dilakukan untuk ‘mengerek’ harga cabai agar para petani tidak terlalu merugi, dengan cara mendorong daya penyerapan.

"Dari Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) mengupayakan teman-teman ASN untuk beli. Hanya saja serapannya tidak banyak karena dari lingkungan ASN. Tetapi minimal ada serapan. Kita juga coba diskusi agar terkoordinir, biar cabainya dikeringkan. Berupaya mencari pasar kering karena permintaan banyak, namun dari segi kualitas perlu pendampingan," ungkap Tutik Purwaningsih, Plt. Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri.

Data dari Asosiasi Petani Cabai Indonesia Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur menyebutkan, daftar harga cabai di tingkat distributor : Cabai merah besar varietas Gada mk Rp 17.000, Imola Rp 15.500; cabai merah keriting Rp 10.000; cabai rawit merah/kecil varietas : camelia Rp 8.500, Ori 212 Rp 10.000, Manu/prentul Rp 8.500 dan Tidar Rp 8.500.

Sejak Agustus 2020, harga komoditas cabai di Kabupaten Kediri terus menurun. Saat ini, harga di tingkat petani hanya Rp 8.000 – 9.000 per kilogram. Stok cabai yang berlimpah ditambah pasokan dari berbagai daerah menjadi faktor utama penurunan harga cabai.

Pada Hari Raya Idul Adha sebelumnya harga cabai masih berkisar Rp 18.000-20.000 per kilogram. Tetapi setelahnya terus mengalami penurunan. Kondisi itu diperparah dengan adanya wabah Corona. Permintaan ikut menurun, sementara produktivitas cabai melimpah.

Pandemi Covid-19 memang memukul berbagai sektor ekonomi. Banyak tempat usaha makanan yang membutuhkan cabai terpaksa tutup. Bahkan, perusahaan-perusahaan besar pengolahan ikut terganggu produksinya. Sementara Kabupaten Kediri yang menjadi penyuplai cabai nasional tentu menjadi sulit mengeluarkan cabai hasil produksi.

Diungkapkan, permintaan cabai di masa pandemi ini memang merosot tajam hingga 50-60 %. Daerah-daerah yang menjadi langganan pengiriman, seperti Surabaya, Jakarta dan Banyuwangi mengurangi permintaan. Akibatnya, di Kabupaten Kediri mengalami over produksi.

Namun demikian, Tutik optimis, persoalan harga cabai di Kabupaten Kediri segera mendapatkan solusi. Mengingat, Dinas Perdagangan kini tengah mengupayakan beroperasinya tempat penyimpanan cabai atau coldstorage untuk menampung hasil produksi cabai. Ada dua unit kulkas penyimpanan dengan kapasitas 8-10 ton yang siap dioperasikan di Toko Pertanian Indonesia Center (TPIC) Pare.

"Sudah ada upaya untuk penyimpanan cabai, ada dua coldstorage dengan kapasitas 8-10 ton. Namun masih terkendala pasokan listriknya, sudah mendaftar menaikkan daya PLN, tapi masih antre. Kita naikkan menjadi 15.000 KW, semoga bulan depan sudah bisa," tegas Tutik.(gos/adv)

Next >

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.