JAKARTA (Lentera) - Presiden RI, Prabowo Subianto, mengatakan pemerintah segera membangun 2.000 nit rumah hunian sementara dan hunian tetap bagi korban terdampak bencana Sumatra. Pembangunan akan dimulai Minggu (21/12/2025) mendatang.
"Kemungkinan rumah ini bisa langsung saja jadi rumah tetap," kata Prabowo dalam dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (15/12/2025).
Kepala negara tidak mau ada alasan kendala lahan untuk pembangunan hunian itu. Dia berkata lokasi hunian akan menggunakan tanah negara. Bahkan, jika perlu akan menggunakan konsesi hutan. "Kalau perlu PTPN, kalau perlu konsesi-konsesi hutan itu kita pakai semua," kata dia.
Bahkan dengan tegas Prabowo mengatakan bahwa anggaran untuk pembangunan itu sudah ada yang bersumber dari APBN. Anggaran itu ada karena kebijakan pemangkasan anggaran di awal pemerintah Prabowo. "Kami menghemat ratusan triliun," kata dia.
Menurut Prabowo, kebijakan itu membuatnya dikritik oleh berbagai pihak. Dia merasa baru ada di dunia ini unjuk rasa menentang kebijakan pemangkasan anggaran.
"Yang saya diserang, saya dimaki-maki bahwa efisiensi ini salah. Baru ada di dunia ini ada demonstrasi menentang efisiensi," kata Prabowo mengutip tempo.
Kepala BNPB Suharyanto sebelumnya berkata TNI dan Polri akan membangun huntara untuk para korban. Huntara Tipe 36 itu akan dibangun dengan harga senilai Rp30 Juta. Huntara dapat dibangun dalam 6 bulan. Sementara hunian tetap akan dibangun dengan anggaran Rp 60 juta.
Presiden Prabowo Subianto mengaku bersedia untuk mencabut HGU sementara untuk pembangunan rumah itu. "Kalau perlu HGU-HGU bisa dicabut sementara, dikurangi. Ini kepentingan rakyat yang lebih penting. Lahan harus ada," ujar dia dalam rapat koordinasi dengan sejumlah menteri dan lembaga di Aceh, Ahad, 7 Desember 2025. (*)
Editor : Lutfiyu Handi




.jpg)
