MALANG (Lentera) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tengah berupaya meningkatkan rata-rata lama tinggal wisatawan khususnya turis mancanegara, yang selama ini diketahui hanya menghabiskan waktu menginap 1-2 hari di Kota Malang.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi mengatakan langkah ini dilakukan menyusul tren meningkatnya kunjungan wisatawan asing di sejumlah titik Kota Malang sejak pertengahan tahun 2025 ini.
"Memang ada kecenderungan meningkat wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Kota Malang. Alhamdulillahnya Kota Malang semakin banyak dikenal oleh wisman dengan keamanannya, kenyamanannya, udaranya juga enak, kulinernya banyak," ujarnya, Selasa (25/11/2025).
Meskipun tidak menyebutkan data riil, Baihaqi mengatakan dominasi wisatawan asal Eropa masih menjadi penyumbang terbesar kunjungan wisman ke Kota Malang.
Namun, tantangan utama yang kini dihadapi adalah pendeknya durasi tinggal wisatawan asing di Kota Malang. Baihaqi menyebut, rata-rata wisman masih menghabiskan waktu 1–2 hari di Kota Malang, sehingga strategi khusus perlu dipersiapkan untuk memperpanjang lama tinggal tersebut.
"Memang mereka akan lebih lama stay di Bali, tetapi paling tidak Malang ini sudah menjadi bagian dari paket wisata mereka. Nah itu yang nanti akan kami tarik, supaya lebih banyak lagi yang lama stay-nya di sini," katanya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang turut mengonfirmasi kondisi serupa. Berdasarkan Perkembangan Pariwisata September 2025 dalam berita resmi statistik yang dirilis 3 November 2025, Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) di Kota Malang mencapai 1,44 hari.
Angka tersebut naik tipis 0,03 hari dibandingkan bulan Agustus 2025 yang berada di angka 1,41 hari. Secara regional, RLMT Kota Malang pada periode yang sama tercatat 0,17 poin lebih tinggi dibandingkan RLMT Jawa Timur yang berada di angka 1,27 hari. Namun, angka itu masih 0,08 poin lebih rendah dari RLMT nasional yang mencapai 1,52 hari.
Lebih lanjut, sejumlah upaya disiapkan Disporapar Kota Malang untuk mendorong wisatawan agar tinggal lebih lama di kota ini. Baihaqi menegaskan, kolaborasi menjadi kunci. Mengingat sektor pariwisata tidak hanya dipengaruhi kondisi internal kota, tetapi juga wilayah sekitar.
"Karena berbicara wisata ini tidak ada batas administratif wilayah. Kota Malang kondusif, tetapi di luar Kota Malang kurang kondusif, itu juga berpengaruh. Maka sinergi Malang Raya itu sangat penting sekali," jelasnya.
Ia menekankan, ketersediaan sarana dan prasarana, infrastruktur, kenyamanan, serta keamanan harus dijaga secara menyeluruh, termasuk dukungan dari wilayah Jawa Timur lainnya.
Tak hanya itu, Baihaqi menyebut program 1.000 event yang dicanangkan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang, juga menjadi langkah strategis dalam mendongkrak minat wisatawan. Ia menilai, berbagai event yang digelar menjadi daya tarik tambahan yang efektif menarik wisatawan sekaligus memperpanjang durasi tinggal mereka.
"Kami sedang menginventarisasi, melakukan kurasi event yang benar-benar sesuai standar, yang bisa kami jual. Artinya nilainya nanti kami tetapkan menjadi event tetap di Kota Malang," terangnya.
Di sisi lain, Baihaqi menyampaikan, saat ini capaian kunjungan wisatawan terus dipantaunya. Disebutkannya, hingga Oktober 2025, realisasi kunjungan wisata Kota Malang telah mencapai 77 persen dari target tahunan 3,3 juta kunjungan.
"Pastinya akan ada tambahan lagi, dan mudah-mudahan sampai akhir Desember targetnya bisa tercapai," tutur Baihaqi.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais




.jpg)
