SURABAYA ( LENTERA ) - Ibu tersebut menyebut alasannya memberi susu sapi mentah karena hanya ingin memberikan makanan minim proses (real foods) dan tidak ingin memberikan makanan ultra proses (ultra processed food/UPF).
"Raw and unpasteurized milk.. Langsung dari peternak. Saya hanya memberi real foods untuk keluarga saya. No ultra processed foods. Oh ya, gimana, anak anda masih konsumsi susu bubuk formula? Yg katanya bikin pintar. Selamat, anda dikibuli oleh produsen sufor..," tulis akun bernama @/katzen_jammer pada 16 November.
Tetapi, benarkah memberi susu sapi mentah bermanfaat untuk kesehatan?
Susu mengandung berbagai nutrisi penting untuk tubuh, seperti kalsium, protein, fosfor, hingga vitamin D. Itulah mengapa susu memiliki beragam manfaat kesehatan, mulai dari memperkuat gigi dan tulang, mendukung perkembangan otak, membantu pembentukan otot, hingga menambah energi.
Susu yang biasa kita beli di pasaran umumnya sudah melalui proses sterilisasi dengan ultra high temperature (UHT) atau pasteurisasi.
Tetapi, ada beberapa orang yang meyakini susu mentah segar lebih baik karena minim proses kimiawi, sehingga dianggap sebagai bentuk susu paling murni. Tetapi, apakah benar-benar aman dikonsumsi?
Dokter spesialis anak, dr. Reza Abdussalam, Sp.A, mengungkapkan susu mentah (raw milk) yang belum diperah (masih berada di dalam tubuh sapi) memang masih steril dari kotoran dan bakteri. Namun beda halnya ketika sudah diperah.
"Hanya saja, ketika melalui proses pemerahan, susu bisa mengalami kontaminasi dari kuman dan bakteri, baik dari kondisi lingkungan yang tidak sehat, kotoran hewan, maupun kontaminasi dari petugas yang memerah susu," kata dr. Reza.
Waspadai juga bila sapi-sapi perah tersebut mengalami infeksi payudara hingga penyakit lain yang memang bisa menyerang hewan ternak, seperti misalnya tuberkulosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium bovis.
dr. Reza menjelaskan, pada susu perah yang tidak diolah, banyak sekali bakteri dan kuman yang mengintai, antara lain Salmonella, E. coli, Listeria, dan Campylobacter.
"Bakteri-bakteri ini sangat rentan menyerang bayi, balita, ibu hamil, lansia, dan kelompok orang dengan kondisi imunitas yang lemah," tegas dokter yang praktik di Brawijaya Hospitals Antasari itu.
Bahkan, dalam beberapa kasus juga dapat menyebabkan komplikasi serius. Misalnya, pada ibu hamil, maka bisa memengaruhi perkembangan janin di dalam kandungan. Dan juga disebut bisa menyebabkan Sindrom Guillain Barre atau gangguan sistem saraf.
Oleh karena itu, penting sekali susu mentah yang berasal dari sapi, kambing, domba, dan sejenisnya untuk dilakukan proses pasteurisasi atau pemanasan. Proses ini bertujuan untuk membunuh bakteri gaar kualitas susu tetap terjaga. Tak sampai di situ, proses pasteurisasi juga mampu memperpanjang umur simpan makanan dan minuman, sehingga lebih tahan lama dibandingkan produk yang tidak dipasteurisasi.
"Meskipun mengalami pemanasan, banyak nutrisi penting seperti protein, lemak, dan mineral tetap terjaga dalam produk yang dipasteurisasi sehingga manfaat gizinya masih dapat dinikmati," ujar dr. Reza.
Konsumsi susu mentah bukan berarti Anda menghindari makanan ultra proses. Bahkan, hal ini tidak bisa disamakan dengan makanan dan minuman lain yang tidak termasuk kelompok UPF.
dr. Reza mengatakan, susu yang melalui proses pasteurisasi justru sangat bermanfaat bagi kesehatan, yakni dengan mencegah bakteri berkembang.
"Pasteurisasi juga tidak menghilangkan nutrisi di dalam produk. Justru dengan pasteurisasi, maka bisa mencegah kondisi buruk pada saluran cerna anak," tutup dr. Reza.
Karena itu, banyak otoritas kesehatan dunia termasuk CDC dan WHO merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi susu mentah secara langsung.
(ist,kum/dya)




.jpg)
