01 November 2025

Get In Touch

Gandeng Swasta, DLH Kota Malang Kembangkan TPA Supit Urang Jadi Destinasi Wisata

Ilustrasi: Pengolahan sampah di TPA Supit Urang Kota Malang. (Santi/Lentera)
Ilustrasi: Pengolahan sampah di TPA Supit Urang Kota Malang. (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang berencana menggandeng pihak swasta untuk mengembangkan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Supit Urang menjadi destinasi wisata. Rencana ini muncul setelah meningkatnya kunjungan dari berbagai daerah yang tertarik mempelajari sistem pengelolaan sampah di TPA tersebut.

"TPA Supit Urang saat ini sudah menjadi daya tarik wisata untuk kota/kabupaten lain. Karena kunjungan sehari rata-rata ada dua kota/kabupaten dan universitas di Indonesia yang ke sana," ujar Pelaksana Harian (Plh) Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Matondang, Jumat (31/10/2025).

Menurutnya, TPA Supit Urang memiliki keunggulan dibandingkan tempat pemrosesan sampah di daerah lain. Salah satu perbedaan yang paling mencolok adalah kondisi lingkungan di sekitar lokasi yang tidak menimbulkan bau menyengat, meski berada tak jauh dari area pemukiman warga.

"Kalau kita masuk ke TPA lain, jarak satu sampai dua kilometer itu sudah bau. Di TPA Kota Malang tidak bau. Kebanyakan selain study banding juga kegiatan lapangan," katanya.

Melihat antusiasme kunjungan yang cukup tinggi, Raymond berencana memanfaatkan potensi tersebut dengan mengembangkan konsep wisata edukatif berbasis lingkungan. Untuk mewujudkannya, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan sektor swasta dalam hal penataan dan penyusunan desain kawasan.

"Ke depan kami menyampaikan laporan ke Pak Wali, kerja sama dengan swasta untuk bikin layout dulu," jelasnya.

Raymond menambahkan, pengembangan wisata ini akan dilakukan dengan menata area timbunan sampah agar lebih terstruktur dan aman, tanpa mengganggu aktivitas utama pengolahan. Penataan akan mencakup pengaturan bentuk timbunan menyerupai bukit serta memperindah tampilan kawasan.

"Hamparan sampah di sana cukup luas, jadi kami atur supaya bentuknya jadi tempat wisata. Masih rencana. Dengan kondisi efisiensi, hal-hal ini yang akan kami lakukan. Kerja sama dengan swasta, dapat bantuan supaya bisa diwujudkan, karena lokasi sangat memungkinkan," jelasnya.

Raymond juga menjelaskan, berdasarkan hasil penilaian tim Adipura, TPA Supit Urang saat ini masih berstatus controlled landfill. Meski demikian, DLH Kota Malang telah menerapkan beberapa aspek pengelolaan yang mengarah pada sistem sanitary landfill.

"Karena salah satunya sanitary itu adanya pengurukan tanah. Kondisi 500 ton sampah yang masuk tiap hari ke TPA kita, itu cukup luar biasa tanah yang harus diuruk di sana. Tidak semuanya teruruk tiap hari, itu kan kurang," paparnya.

Sebagai langkah tambahan untuk menjaga kualitas lingkungan dan mengurangi emisi gas metana, DLH juga menerapkan metode lain dengan penambahan bakteri pengurai alami.

"Selain kami lakukan pengurukan, kami juga memberikan bakteri untuk memperkecil gas metan yang timbul. Bakterinya misalnya seperti eco enzim," terangnya.

Reporter: Santi Wahyu/Co-Editor: Nei-Dya

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.