01 November 2025

Get In Touch

Pemkot Surabaya Gandeng dr. Aisah Dahlan, Bekali ASN Ilmu Cegah Toxic Parenting

Seminar bertema “Merawat Cinta Kasih Keluarga, Cegah Toxic Parenting” yang digelar Pemkot Surabaya.
Seminar bertema “Merawat Cinta Kasih Keluarga, Cegah Toxic Parenting” yang digelar Pemkot Surabaya.

SURABAYA (Lentera)- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya memperkuat ketahanan keluarga, khususnya di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Melalui seminar bertema “Merawat Cinta Kasih Keluarga, Cegah Toxic Parenting”, ratusan pegawai mengikuti edukasi bersama dokter sekaligus konsultan keluarga ternama, dr. Aisah Dahlan di Empire Palace Surabaya, Kamis (30/10/2025).

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan kegiatan ini merupakan langkah nyata, untuk menekan angka perceraian yang masih terjadi di lingkungan ASN.

“Melalui inisiasi Bunda Literasi, kita mengundang Ibu dr. Aisah Dahlan agar ASN lebih memahami pentingnya saling menghormati dalam rumah tangga dan bagaimana mencegah pola asuh yang keliru atau toxic parenting,” kata Eri. 

Menurut Eri, pola asuh negatif seringkali berakar dari ketidakseimbangan emosi orang tua. Sebelum mendidik anak, katanya, pasangan suami istri perlu menyadari pentingnya memperbaiki diri.

“Satu kesalahan kecil bisa berdampak besar bagi anak dan keharmonisan keluarga. Karena itu, komunikasi dan keteladanan adalah kunci,” tuturnya.

Eri juga menyinggung, padatnya rutinitas ASN, termasuk tenaga pendidik, yang berpotensi menimbulkan tekanan emosional. Untuk itu, Pemkot Surabaya menyediakan layanan konseling bagi pegawai, baik secara langsung maupun digital, guna menjaga kerahasiaan dan kemudahan akses.

“Melalui DP3A-PPKB, kami siapkan tim psikolog serta platform daring untuk konsultasi, agar pegawai bisa mendapat pendampingan tanpa rasa sungkan,” tambahnya.

Sementara itu, Bunda Literasi Kota Surabaya, Rini Indriyani menekankan pentingnya literasi keluarga yang tak hanya sebatas membaca buku, tetapi juga memahami peran dan tanggung jawab sebagai orang tua.

“Literasi keluarga mencakup cara mendidik anak, membangun komunikasi, hingga menciptakan teladan di rumah. Sebelum memperlakukan anak dengan baik, orang tua harus menjadi contoh terlebih dahulu,” kata Rini.

Ia juga mengingatkan, tantangan bagi perempuan bekerja agar tetap menghadirkan kasih sayang di rumah.

“Sesibuk apa pun, peluk dan cium anak setiap hari. Masa kecil anak tidak bisa diulang. Meski penghasilan istri bisa jadi lebih besar, tetaplah menghormati suami karena itu bagian dari komitmen dalam rumah tangga,” pesannya.

Menurutnya, keluarga yang harmonis akan mendukung produktivitas kerja. Sebab keluarga adalah sekolah pertama tempat anak belajar kasih sayang dan empati. Namun di era serba cepat, tekanan pekerjaan dan distraksi digital seringkali membuat kehangatan keluarga memudar.

“Langkah ini merupakan upaya konkret Pemkot Surabaya menekan perceraian di kalangan ASN,” ujarnya.

Sebagai Bunda PAUD, Ketua TP PKK, dan Ketua Forum Puspa Srikandi, Rini Indriyani menegaskan pentingnya keseimbangan peran ayah dan ibu dalam membangun keluarga tangguh.

“Suami dan istri harus saling melengkapi, bukan bersaing. Istri adalah hati keluarga, suami adalah tiangnya. Dari keseimbangan inilah lahir ketahanan keluarga,” tambahnya.

Ia juga mengutip salah satu pemaparan dr. Aisah Dahlan, yang menggambarkan perbedaan cara berpikir antara laki-laki dan perempuan.

“Otak laki-laki bekerja dalam kotak logika, fokus pada satu hal, sedangkan perempuan seperti kabel listrik, semuanya terhubung. Kalau suami bisa memahami ritme emosi istri dan sebaliknya, rumah tangga akan lebih damai,” ucapnya.

Tak lupa, Rini mengajak seluruh ASN untuk terus belajar menjadi pasangan yang sadar, sabar, dan penuh kasih. “Keluarga yang bahagia lahir dari kemauan untuk belajar bersama, bukan dari kesempurnaan. Dari rumah tangga yang kuat inilah lahir Surabaya Hebat yang berketahanan,” pungkasnya.

Reporter: Amanah/Editor: Ais

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.