01 November 2025

Get In Touch

Pemkot Siapkan Rp47 Miliar untuk Pemuda Surabaya, DPRD Minta Fokus ke Hasil Nyata

Sekretaris Komisi A DPRD Surabaya, Syaifuddin Zuhri. (Amanah/Lentera)
Sekretaris Komisi A DPRD Surabaya, Syaifuddin Zuhri. (Amanah/Lentera)

SURABAYA (Lentera)— Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan anggaran sebesar Rp47 miliar dari APBD 2026 untuk mendukung pengembangan kreativitas dan aktivitas para pemuda di seluruh wilayah Kota Pahlawan.

DPRD Surabaya berharap, dana tersebut tak hanya terserap secara administratif, tetapi juga benar-benar melahirkan karya dan inovasi nyata dari generasi muda.

Sekretaris Komisi A DPRD Surabaya, Syaifuddin Zuhri, mengatakan masa depan kota ini berada di tangan anak muda. Karena itu, Pemkot bersama DPRD menyiapkan wadah agar ide, mimpi, dan energi mereka bisa tersalurkan.

“Anak-anak muda, terutama Gen Z, adalah sumber harapan. Di tangan mereka, tongkat estafet pembangunan kota akan terus berjalan,” kata Syaifuddin, Kamis (30/10/2025).

Ia menjelaskan, anggaran Rp47 miliar tersebut akan didistribusikan ke seluruh kelurahan. Secara umum, tiap RW dapat memperoleh dukungan sekitar Rp35 juta, namun angka itu bersifat fleksibel menyesuaikan kebutuhan di lapangan.

“Kalau dianalogikan memang Rp35 juta per RW, tapi tidak kaku. Bisa lebih, tergantung ide dan kebutuhan wilayah masing-masing,” jelasnya. 

Politisi dari PDI Perjuangan itu menilai, program ini dapat menjadi ruang bagi anak muda Surabaya untuk mengembangkan potensi di berbagai bidang, mulai dari ekonomi kreatif, budaya, teknologi informasi (IT), hingga kewirausahaan.

DPRD juga mengajak para pemuda untuk aktif menyampaikan ide serta proposal kegiatan ke tingkat kelurahan atau kecamatan.

“Silakan datang ke kelurahan atau kecamatan. Sampaikan mimpi dan rencana kalian. Pemerintah siap memfasilitasi,” tuturnya.

Ia mencontohkan, program yang bisa diajukan sangat beragam, mulai dari pelatihan bengkel, pelatihan komputer dan IT, hingga usaha kuliner atau kafe kolaboratif anak muda.

“Kalau anak muda ingin bikin kelompok usaha bareng, seperti kafe atau produk makanan kekinian, boleh ajukan. Pemerintah akan menilai dan membantu sesuai proposal,” katanya.

Syaifuddin menegaskan bahwa program ini tidak boleh berhenti di kegiatan seremonial. Dana tersebut harus benar-benar menghasilkan output dan outcome nyata, berupa karya, usaha, atau inovasi sosial dari anak-anak muda Surabaya.

“Jangan sampai program ini hanya jadi rutinitas formal. Harus terlihat hasilnya: ada karya, ada usaha, dan ada dampak nyata bagi masyarakat,” pungkasnya.

Reporter: Amanah/Co-Editor: Nei-Arifin BH

 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.