01 November 2025

Get In Touch

Refleksi Sumpah Pemuda 2025, Ansor Jatim Serukan Kejujuran dan Keberanian

Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, Musaffa Safril
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, Musaffa Safril

SURABAYA (Lentera) – Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, Musaffa Safril, mengajak generasi muda menjadikan momentum Sumpah Pemuda 2025 sebagai ruang refleksi. Mulai dari makna keberanian hingga kejujuran di tengah tantangan zaman yang serba nyaman. 

Ia menegaskan, keberanian untuk bersuara dan berpihak pada kebenaran kini menjadi “kemewahan terakhir” yang harus dijaga oleh setiap pemuda Indonesia.

“Sumpah Pemuda bukan hanya dokumen sejarah yang dibacakan pada 28 Oktober 1928. Ia adalah suara lantang anak muda yang menolak tunduk pada ketakutan. Dulu mereka berjuang melawan penjajahan fisik, sekarang kita berjuang melawan penjajahan mental dan digital,” kata Musaffa, Selasa (28/10/2025).

Menurutnya, semangat kepemudaan hari ini tidak lagi cukup hanya dengan slogan persatuan. Tantangan terbesar generasi muda justru datang dari dalam dirinya sendiri, yakni keberanian berpikir merdeka di tengah derasnya arus popularitas dan informasi yang dikendalikan oleh algoritma.

“Nilai seorang aktivis pemuda bukan diukur dari banyaknya pengikut di media sosial, tetapi dari sejauh mana ia berani menyuarakan kebenaran meski harus melawan arus besar sekalipun,” tuturnya.

Musaffa menilai, zaman kini telah mengaburkan makna perjuangan. Banyak anak muda lebih sibuk menjaga citra daripada menjaga idealisme. Padahal, Sumpah Pemuda lahir bukan dari ruang nyaman, melainkan dari kegelisahan dan keyakinan bahwa bangsa besar hanya lahir dari generasi yang berani menanggung risiko.

“Pemuda sejati tidak menunggu arah angin popularitas. Ia tidak menjilat demi posisi, dan tidak menyembunyikan idealismenya di bawah ketiak kekuasaan. Ia berdiri di atas keyakinannya, meski sendiri, karena di situlah letak kehormatan seorang pejuang,” tuturnya.

Di tengah derasnya kompromi sosial dan politik, Musaffa mengingatkan agar generasi muda tidak kehilangan keaslian dirinya. Ia menegaskan keberanian dan kejujuran adalah dua pilar utama untuk menjaga Indonesia tetap tegak di atas cita-cita kemerdekaan.

“Menjaga Indonesia berarti menjaga keberanian. Tanpa keberanian, semua cita-cita hanya tinggal wacana. Dan tanpa kejujuran, segala perjuangan kehilangan makna,” ujarnya.

Tak lupa, ia juga mengajak seluruh kader Ansor dan generasi muda di Jawa Timur untuk menyalakan kembali semangat Sumpah Pemuda dengan cara-cara baru yang relevan dengan zaman, namun tetap berpijak pada nilai-nilai kejujuran dan keberanian moral.

“Ketika dunia terus berubah, jadilah pemuda yang tidak sekadar mengikuti zaman, tetapi yang menuntun arah zaman. Karena kemewahan terakhir seorang pemuda bukanlah kekuasaan, melainkan keberanian untuk tetap menjadi diri sendiri,” tutupnya.

Reporter: Amanah/Editor:Widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.