WASHINGTON (Lentera)-Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump resmi menghapus tarif impor untuk kopi asal Vietnam. Langkah ini diambil sebagai strategi menekan lonjakan harga kopi di pasar domestik yang menggila. Ini imbas dari tarif tinggi AS terhadap produk kopi dari Brasil.
Kebijakan tersebut diumumkan Trump saat berbicara kepada wartawan di pesawat Air Force One dalam perjalanan menuju Tokyo, Senin (27/10/2024). “Kami ingin menurunkan harga kopi dengan memangkas beban tarif,” ujar Trump, dikutip dari Reuters, Sepasa (28/10/2025).
Kesepakatan baru ini menjadi bagian dari perundingan dagang antara Washington dan Hanoi, yang ditargetkan rampung dalam beberapa minggu ke depan. Menurut pernyataan Gedung Putih, AS tetap akan mengenakan tarif sekitar 20 persen untuk sebagian besar produk Vietnam, namun sejumlah komoditas strategis, termasuk kopi, akan dibebaskan dari bea masuk.
Langkah ini muncul di tengah kenaikan tajam harga kopi global. Sejak Juli lalu, pemerintah AS mengenakan tarif impor 50 persen terhadap kopi Brasil, yang selama ini menjadi pemasok utama biji kopi dunia. Akibatnya, harga kopi di pasar Amerika terus menanjak hingga mencapai USD 9,14 per 500 gram pada September 2025, naik 3 persen dari bulan sebelumnya dan melesat 41 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS juga mencatat peningkatan signifikan pada indeks harga konsumen (CPI) untuk produk kopi, baik instan maupun bubuk, yang melonjak 19 persen dibanding September 2024. Harga kopi di pasar berjangka pun terus naik karena pasokan biji kopi Brasil di AS kini berada pada level terendah sejak 2020.
Selain faktor kebijakan dagang, perubahan iklim juga memperparah situasi pasokan global. Cuaca ekstrem yang melanda kawasan penghasil kopi di Amerika Selatan menyebabkan hasil panen menurun, mendorong harga semakin sulit dikendalikan.
Melalui kebijakan baru ini, Trump berharap pasokan kopi dari Vietnam dapat menjadi alternatif untuk menstabilkan harga di pasar domestik dan mengurangi ketergantungan AS terhadap Brasil serta Kolombia, dua eksportir besar yang kini terimbas tensi dagang dengan Washington.
Editor:Widyawati/berbagai sumber
.jpg)
