TURIN (Lentera)-Krisis performa Juventus akhirnya berujung pada keputusan drastis. Klub raksasa Italia itu resmi memecat Igor Tudor setelah serangkaian hasil buruk di Serie A. Kekalahan 0–1 dari Lazio pada Senin (27/10/2025) menjadi titik akhir kesabaran manajemen Bianconeri terhadap pelatih asal Kroasia tersebut.
Di tengah kekacauan itu, muncul kabar bahwa Juventus telah menjalin kontak dengan Luciano Spalletti. Mantan pelatih Napoli dan Timnas Italia itu disebut menjadi kandidat utama untuk menggantikan Tudor.
Menurut laporan Football Italia, dikutip Selasa (28/10/2025) negosiasi awal sudah dilakukan, bahkan perantara Spalletti dikabarkan telah menyetujui pembicaraan kontrak berdurasi 18 bulan dengan opsi perpanjangan satu tahun.
Spalletti saat ini berstatus bebas setelah didepak dari kursi pelatih Timnas Italia usai gagal di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Namanya tetap disegani di Serie A berkat kesuksesannya membawa Napoli menjuarai liga pada musim 2022/2023.
Jika resmi bergabung, Spalletti diharapkan mampu mengembalikan gaya bermain menyerang dan stabilitas yang hilang dari Juventus dalam dua musim terakhir.
Di sisi lain, rumor lain juga menyebut nama Raffaele Palladino dan Roberto Mancini sebagai opsi cadangan, meski peluang keduanya masih kecil dibanding Spalletti. Sementara itu, Brambilla akan terus memimpin Kenan Yildiz dan kawan-kawan di lapangan, setidaknya hingga manajemen menemukan keputusan final soal pelatih baru.
Massimo Brambilla Jadi Pelatih Interim
Juventus kini menunjuk Massimo Brambilla sebagai pelatih interim sembari mencari sosok pengganti permanen. Mantan gelandang berusia 52 tahun itu bukan orang baru di Turin. Ia pernah menukangi tim muda Juventus Next Gen di Serie C dan dikenal sebagai pelatih yang piawai membina pemain muda. Sebelum kembali ke Juventus tahun lalu, Brambilla sempat menangani klub Foggia, meski masa baktinya berakhir singkat akibat hasil minor.
Meski hanya berstatus sementara, Brambilla memikul beban berat untuk mengembalikan moral tim yang terpuruk. Juventus gagal menang dalam delapan pertandingan terakhir, tidak mencetak gol di empat laga beruntun, dan menelan tiga kekalahan berturut-turut. Situasi ini membuat Bianconeri mencatat pergantian pelatih ketiga hanya dalam satu tahun kalender, setelah sebelumnya juga memecat Thiago Motta pada Maret lalu.
Namun, keputusan memecat Tudor tidak diterima semua pihak. Kelompok suporter garis keras Ultras Juventus justru mengungkapkan dukungan terhadap sang pelatih yang dipecat. Dalam sebuah spanduk di luar Allianz Stadium, mereka menulis pesan pedas: “Tudor adalah salah satu dari kami, ikan itu busuk dari kepalanya.” Ucapan itu menyindir manajemen klub, terutama Presiden Gianluca Ferrero, yang dianggap gagal memimpin tim dengan visi jelas.
Kritik juga diarahkan pada kebijakan transfer yang lambat dan tidak efektif, termasuk kegagalan mempertahankan Randal Kolo Muani serta rekrutan baru seperti Jonathan David dan Lois Openda yang belum memberi dampak signifikan.
Masalah finansial kini menambah kompleksitas situasi. Juventus masih harus membayar kontrak dua mantan pelatih sebelumnya—Thiago Motta dan Tudor—yang sama-sama memiliki kontrak hingga 2027. Jika merekrut pelatih baru, Bianconeri praktis menggaji tiga pelatih dalam waktu bersamaan.
Kini, tekanan besar ada di pundak manajemen Juventus. Di tengah sorotan publik dan protes suporter, mereka dituntut segera memulihkan reputasi klub yang tengah terpuruk—baik di papan klasemen maupun di mata penggemar setianya.
Editor:Widyawati/berbagai sumber




.jpg)
