11 October 2025

Get In Touch

Mensos Ungkap Tahun Depan Bangun SR di Kediri, Tampung 1.000 Siswa Lebih

Mensos, Saifullah Yusuf saat berdialog dengan salah satu siswa SRMA 24 Kediri dan orang tua murid, saat berkunjung ke Kabupaten Kediri, Jumat (10/10/2025). (foto:ist/Kemensos.go.id)
Mensos, Saifullah Yusuf saat berdialog dengan salah satu siswa SRMA 24 Kediri dan orang tua murid, saat berkunjung ke Kabupaten Kediri, Jumat (10/10/2025). (foto:ist/Kemensos.go.id)

KEDIRI (Lentera) - Menteri Sosial, Saifullah Yusuf mengungkapkan tahun depan akan membangun gedung permanen Sekolah Rakyat (SR) di Kabupaten Kediri, yang bisa menampung 1.000 lebih siswa mulai tingkat SD, SMP hingga SMA.

Hal tersebut diungkapkan Mensos yang biasa disapa Gus Ipul, saat meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 24 Kediri merilis laman Kemensos.go.id, Jumat (10/10/2025).

Hingga kini, sudah berdiri 165 titik Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia yang menampung hampir 16.000 siswa dari keluarga prasejahtera. Adapun SRMA 24 Kediri kini menjadi rumah bagi 100 siswa, sekolah ini dirancang sebagai sekolah berasrama dengan kegiatan belajar dan pembinaan karakter setiap hari.

Para siswa tinggal di asrama, belajar dengan 17 guru, dibimbing 10 wali asuh dan empat wali asrama, serta mendapat fasilitas lengkap: makan tiga kali sehari, dua kali makanan ringan, seragam, pemeriksaan kesehatan, hingga komputer jinjing untuk masing-masing siswa.

Saat ini, SRMA 24 Kediri masih memanfaatkan Balai Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (BPK ASN) di Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan, sebagai lokasi belajar anak-anak.

Pihaknya berharap, pemerintah daerah bisa menyiapkan lahan untuk pembangunan gedung secara permanen. Jika semua sudah lengkap baik berkas dan persyaratan, pada 2026 bisa dilakukan proses pembangunan.

“Gedungnya saat ini masih sementara. Insya Allah tahun depan akan dibangun gedung permanen yang bisa menampung lebih dari seribu siswa dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Gedung permanen ini tentu ada ruang kelas, ruang makan, asrama, kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas lengkap untuk mencetak anak-anak kurang mampu menjadi anak-anak hebat,” katanya.

Dijelaskannya, bahwa Sekolah Rakyat adalah gagasan besar Presiden Prabowo Subianto, untuk menjawab masalah kemiskinan dan kesenjangan pendidikan yang selama ini membuat banyak anak tak tersentuh pembangunan.

“Sekolah Rakyat ini dipersembahkan oleh Bapak Presiden untuk membawa mereka yang selama ini tidak terbawa proses pembangunan. Banyak anak-anak yang tidak sekolah, maka Presiden ingin memberikan perhatian khusus lewat pendidikan yang seluruh biayanya ditanggung negara,” jelas Gus Ipul.

Tampak ikut mendampingi Gus Ipul, Wakil Bupati Kediri Dewi Maria Ulfa, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Imam Ma’ruf, tokoh masyarakat, serta para guru, wali asuh, dan seratus siswa SRMA 24 Kediri yang telah beroperasi sejak 14 Juli 2025.

Gus Ipul juga menyampaikan, tiga kunci memahami gagasan besar Sekolah Rakyat, yaitu memuliakan 'wong cilik' (orang kecil), menjangkau yang belum terjangkau, dan memungkinkan yang tidak mungkin.

“Banyak anak yang mengubur mimpinya karena tak punya kesempatan. Sekolah Rakyat hadir untuk menghidupkan mimpi itu. Siapa tahu, dari sini lahir seorang presiden,” terangnya.

Ditambahkannya, ada tiga hal yang tidak boleh terjadi di lingkungan Sekolah Rakyat, yaitu tidak boleh ada perundungan atau bullying, tidak boleh ada kekerasan fisik maupun seksual, oleh siapa pun terhadap siapa pun, dan tidak boleh ada intoleransi atas dasar suku, agama, atau ras.

"Sekolah Rakyat harus menjadi tempat tumbuh yang aman dan memuliakan, tidak boleh ada kekerasan dalam bentuk apa pun. Tidak boleh terjadi perundungan di lingkungan Sekolah Rakyat, dengan harapan semua anak bisa belajar bersama," imbuhnya.

 

Editor: Arief Sukaputra

 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.