
MALANG (Lentera) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang sedang memetakan kebutuhan fasilitas sarana dan prasarana (sarpras), pada 17 sekolah unggulan yang tersebar di berbagai kecamatan.
Wakil Bupati Malang, Lathifah Shohib menyampaikan pihaknya telah menginventarisasi seluruh kekurangan di sekolah unggulan, yang sebelumnya telah diluncurkan pada 1 Oktober 2025 lalu.
"Dari sekolah unggulan ini, kekurangannya apa saja sudah kami list. Nanti kami sampaikan ke forum dan Bupati terkait fasilitas-fasilitas yang harus segera dipenuhi oleh pemerintah, dalam rangka mewujudkan sekolah unggulan," ujar Lathifah, Selasa (7/10/2025).
Sebagai contoh, Lathifah menyebut beberapa sekolah unggulan seperti SMPN 1 Singosari yang masih kekurangan fasilitas laboratorium bahasa. Kemudian SDN 1 Pagentan yang perlu adanya tambahan sarpras toilet dan laptop.
"Untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, kami persiapkan melalui fasilitasi pendidikan. Karena kami sadar bahwa investasi paling utama untuk mewujudkan SDM yang unggul itu melalui pendidikan," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Malang, Suwadji, menjelaskan 17 sekolah unggulan tersebut terdiri atas 10 SMP dan 7 SD negeri yang tersebar di berbagai wilayah kabupaten. Penetapan dilakukan berdasarkan pembagian kawasan agar pemerataan mutu pendidikan dapat tercapai.
Untuk tingkat SMP, wilayah barat diwakili SMPN 1 Ngantang dan SMPN 1 Karangploso. Wilayah utara ada di SMPN 1 Singosari, timur di SMPN 1 Tumpang, sedangkan wilayah tengah diwakili SMPN 1 Wagir, SMPN 1 Bululawang, serta SMPN 3 dan 4 Kepanjen. Adapun wilayah selatan-timur diwakili SMPN 1 Turen dan SMPN 2 Sumberpucung.
Sedangkan untuk jenjang SD, lanjut Suwadji, pembagian dilakukan per kawedanan. Di Kawedanan Pujon yang meliputi kecamatan Pujon, Ngantang, dan Kasembon, SD unggulan berada di SDN Tawangsari Pujon.
Di Kawedanan Singosari yang mencakup Karangploso, Dau, dan Singosari, ditetapkan SDN 1 Pagentan sebagai sekolah unggulan. Kemudian di wilayah Jabung, Tumpang, Pakis, dan Poncokusumo, sekolah unggulannya adalah SDN Tumpang 1.
"Untuk kawasan Bululawang yang meliputi tujuh kecamatan, yakni Bululawang, Wajak, Tajinan, Gondanglegi, dan Pagelaran itu ditunjuk SDN Pandanpuro. Sementara wilayah Turen yang mencakup Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, dan Sumbermanjing Wetan, diwakili SDN Turen 3," katanya.
Suwadji menambahkan, pembiayaan pengembangan sekolah unggulan ini bersumber dari kolaborasi antara APBD dan APBN. Sebagian sekolah yang termasuk dalam program revitalisasi juga memperoleh dukungan dana pusat.
Disinggung terkait kelengkapan fasilitas, menurut Suwadji, proses pemetaan kebutuhan sedang dilakukan secara detail. Mencakup sarana, prasarana, hingga peningkatan kompetensi guru. Universitas Negeri Malang (UM) juga turut berperan sebagai mitra pendamping dalam penguatan kapasitas sekolah dan tenaga pendidik.
"Tahap pertama ini yang paling diprioritaskan penguatan sekolahnya unggul, gurunya unggul. Nanti kalau itu sudah, akan berdampak ke siswanya," tutur Suwadji.
Ia menambahkan, pembentukan sekolah unggulan akan terus dilakukan secara bertahap setiap tahun. Menyesuaikan dengan kesiapan sarana, tenaga pendidik, dan dukungan masyarakat.
"Output dari sekolah unggulan itu bukan hanya transformasi ilmu untuk kecerdasan akademik, tetapi juga penguatan karakter, sikap, kepribadian, dan masa depan anak. Siswanya harus cerdas intelektualnya, nasionalismenya terjaga, mampu bersaing secara global, dan spiritualnya kuat," pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais