
OPINI (Lentera) -Kunjungan wisatawan asing ke Thailand tahun 2025 mengalami penurunan curam. Sebesar 2,87% anjloknya kunjungan tercatat hingga 8 Juni 2025, dengan total 15 juta orang.
Menurut laporan lain, penurunan ini bahkan lebih signifikan, yaitu sebesar 7,1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk masalah keamanan setelah insiden penculikan aktor Xing Xing pada Januari 2025 yang memperburuk citra keamanan Thailand.
Aktor Tiongkok Wang Xing diculik di Thailand pada 4 Januari 2025 saat syuting acara TV. Ia dibawa ke kamp penipuan di Myanmar dan dipaksa melakukan penipuan dan kekerasan.
Wang Xing diselamatkan pada 7 Januari 2025 dan diserahkan kepada pihak Thailand. Dilaporkan kasus ini terkait jaringan penipuan internasional di perbatasan Thailand-Myanmar.
Diculiknya Xing Xing membuat Tiongkok menarik wisatawannya dari Thailand. Insiden ini berdampak signifikan pada industri pariwisata Thailand.
Jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok menurun drastis, dengan proyeksi 5 juta orang tahun ini, turun 25% dari tahun 2024. Target kunjungan wisatawan asing juga direvisi menjadi 37,5 juta orang.
Malaysia menjadi pemasok turis terbesar dengan 2,66 juta kunjungan, diikuti Tiongkok dengan 2,69 juta kunjungan. India menempati posisi ketiga dengan 1,37 juta kunjungan.
Meski demikian, pendapatan pariwisata Thailand masih menunjukkan kenaikan sebesar 5,24% menjadi 576,85 miliar baht antara Januari-April.
Kementerian Pariwisata Thailand kini berupaya meningkatkan keselamatan dan menangani masalah harga untuk memperbaiki situasi pariwisata.
Mengapa banyak turis ke Thailand?
Thailand menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di dunia. Salah satu alasan utama adalah biaya yang relatif murah. Thailand menawarkan harga yang terjangkau untuk akomodasi, makanan, dan aktivitas wisata.
Selain itu, Thailand juga memiliki budaya yang kaya dan beragam. Negara ini memiliki banyak kuil Buddha, festival, dan tradisi unik yang menarik bagi wisatawan. Masakan Thailand juga terkenal dengan rasa yang lezat dan pedas, dengan banyak pilihan hidangan populer seperti tom yum dan pad thai.
Thailand memiliki banyak pantai yang indah dan populer, seperti Phuket, Koh Samui, dan Krabi. Cuaca yang hangat dan tropis sepanjang tahun juga membuat Thailand menjadi destinasi yang ideal untuk liburan.
Infrastruktur pariwisata yang baik juga menjadi salah satu faktor yang membuat Thailand menjadi destinasi wisata populer. Negara ini memiliki banyak pilihan akomodasi, transportasi, dan aktivitas wisata yang memanjakan wisatawan.
Mengapa Indonesi tidak seterkenal Thailand?
Indonesia memiliki potensi pariwisata besar, tetapi beberapa faktor membuatnya tidak seterkenal Thailand, meskipun memiliki destinasi populer seperti Bali.
Infrastruktur pariwisata Indonesia masih perlu ditingkatkan, terutama di luar Bali, untuk meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas bagi wisatawan.
Promosi pariwisata Indonesia kurang gencar dan efektif dibandingkan dengan Thailand, sehingga membuat Indonesia kesulitan untuk meningkatkan kesadaran dan minat wisatawan internasional.
Keterbatasan aksesibilitas dan masalah keamanan di beberapa wilayah Indonesia juga mempengaruhi pariwisata, membuat wisatawan ragu untuk mengunjungi destinasi wisata di Indonesia.
Posisi Indonesia
Posisi Indonesia sekarang dalam hal jumlah wisatawan asing masih tertinggal dibandingkan dengan Thailand.
Berdasarkan data terbaru, Thailand menerima 21,045 juta wisatawan asing dalam 7 bulan pertama tahun ini, dengan peningkatan 33% year-over-year.
Sementara itu, Indonesia hanya mencapai 6,4 juta kunjungan wisatawan mancanegara per Juni 2024. Perbandingan ini menunjukkan bahwa Thailand masih menjadi destinasi wisata populer di Asia Tenggara.
Lima negara teratas yang warganya mengunjungi Thailand adalah Tiongkok dengan 4.229.268 wisatawan, Malaysia dengan 2.925.755 wisatawan, India dengan 1.218.453 wisatawan, Korea Selatan dengan 1.117.576 wisatawan, dan Rusia dengan 1.015.762 wisatawan.
Meskipun demikian, Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan pariwisata, dengan peringkat ke-22 dunia dalam Indeks Pembangunan Pariwisata 2024.
Indonesia berhasil mengungguli negara-negara maju seperti Selandia Baru, Irlandia, dan Belgia. Namun, masih ada tantangan yang perlu diatasi, seperti infrastruktur dan keterampilan tenaga kerja di sektor pariwisata.
Toilet bersih, Jalan-jalan mulus
Solusi terbaik untuk meningkatkan wisatawan Indonesia tampaknya sudah jelas: perbaiki infrastruktur, promosi yang lebih kreatif, keamanan yang lebih terjamin, pelayanan yang lebih ramah, dan kerja sama dengan industri pariwisata.
Meningkatkan jumlah wisatawan tidaklah mudah, perlu kerja keras dan strategi yang tepat. Mari kita lihat apakah pemerintah bisa membuktikan diri sebagai pengelola pariwisata yang efektif, atau sibuk dengan proyek mercusuar yang hanya simbol kemegahan.
Ada yang perlu dicontoh Indonesia dari Thailand. Pemerintah Thailand mendorong promo wisata melalui kuliner, yaitu dukungan kebijakan untuk membuka restauran Thailand di setiap negara di dunia.
Khususnya di negara-negara dg angka wisatawan yg berpotensi mengunjungi Thailand. Sambil membuka restoran sembari mempromosikan kelebihan wisata di negaranya.
Sedangkan pemerintah Indonesia: semuanya masih dilakukan secara individu oleh pengusaha Indonesia. Karena Belum ada skema modal atau sertifikasi nasional terpadu untuk restoran Indonesia di luar negeri.
Maka meningkatkan wisatawan bukan hanya tentang angka, tapi juga kualitas pengalaman untuk belajar melihat kisi - kisi lain yang mendorong majunya wisata.
Termasuk juga bagaimana menyediakan fasilitas penting bagi kenyamanan para turis asing. Bayangkan jika wisatawan bisa menikmati jalan mulus dan toilet bersih di setiap tempat wisata!
Mari kita tunggu dan lihat bagaimana pemerintah mengimplementasikan langkah-langkah ini. Apakah Indonesia akan jadi destinasi wisata terpopuler? Mungkin perlu keajaiban untuk melihat perubahan signifikan.
Penulis: M. Rohanudin, Praktisi Penyiaran|Editor: Arifin BH