
SURABAYA (Surabaya) – Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur, Dewanti Rumpoko mengingatkan Dinas Perhubungan setempat untuk menggencarkan sosialisasi terkait rencana pengoperasian Trans Jatim koridor Malang, agar berbagai pihak termasuk sopir angkot bisa memahami maksud dari program transportasi ini.
“Belum semuanya setuju, yang tidak setuju itu karena belum paham. Sosialisasinya belum dilakukan, mereka sudah punya persepsi sendiri. Insya Allah setelah pertemuan, sudah ada titik temu, selanjutnya kami meminta Dishub Provinsi Jatim untuk terus mensosialisasikan ini agar bukan hanya masyarakat, terutama sopir-sopir angkot, itu paham,” ungkap Dewanti, Kamis (2/09/2025).
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim ini menegaskan, bahwa Trans Jatim bukan untuk menggeser peran sopir angkot, melainkan untuk menambah layanan transportasi yang menguntungkan semua pihak.
“Jalan yang akan dilalui bisa berubah sampai ada titik temu yang win-win solution. Itu baru dijalankan,” katanya.
Dewanti yang merupakan legislator dari Dapil Malang Raya, juga menyoroti manfaat luas dari pengoperasian Trans Jatim di wilayah tersebut.
“Mahasiswa yang setiap tahun 100 ribu orang masuk ke Malang Raya, yang tidak punya kendaraan, bisa menggunakan ini dan menghemat pengeluaran. Wisatawan dari Jakarta pun bisa langsung terlayani tanpa harus keluar biaya transportasi mahal,” jelasnya.
Ia menyebut, subsidi dari Pemprov Jatim menjadi daya tarik utama bagi pengguna.
“Kalau masuk hitungan, tidak mungkin 5 ribu itu menutup biaya operasional. Tapi ini dampaknya besar, memutar ekonomi dan membantu masyarakat,” ujarnya.
“Ya nanti kalau sudah benar-benar memberikan manfaat dan dibutuhkan keberadaannya, secara bertahap subsidi akan dihilangkan,” lanjutnya.
Saat ini, enam koridor Trans Jatim telah beroperasi hingga awal 2025. Dengan total penumpang mencapai 1,6 juta orang pada lima koridor pertama selama Januari–Maret 2025, program ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap angkutan massal.
Koridor I (Sidoarjo–Surabaya–Gresik) mencatat penumpang terbanyak dengan 627.946 pengguna, diikuti Koridor II (Mojokerto–Surabaya) dan Koridor IV (Gresik–Lamongan) masing-masing di atas 200 ribu penumpang. Sementara Koridor III (Mojokerto–Gresik) dan Koridor V (Surabaya–Bangkalan) meski lebih rendah, tetap mendukung perluasan layanan.
Hadirnya Koridor VI (Sidoarjo–Mojokerto) pada pertengahan 2025 diharapkan memperkuat jaringan transportasi antarwilayah dan menjadi kerangka awal pengembangan sistem transportasi regional ke Pasuruan, Jombang, hingga Malang Raya.
Reporter: Pradhita/Editor: Ais