Bupati Mas Dhito Imbau ASN Pemkab Kediri Hindari Flexing, Utamakan Integritas dan Tugas Layani Masyarakat

KEDIRI (Lentera) - Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana mengimbau seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri untuk menghindari pamer gaya hidup berlebihan atau Flexing.
Imbauan ini disampaikan dua pekan pasca kejadian perusakan dan pembakaran gedung perkantoran Pemkab Kediri, saat acara doa bersama perpindahan kantor sekretariat daerah pada, Selasa (16/9/2025) kemarin.
"Kita di lingkup Pemerintah Kabupaten Kediri kalau bisa jangan sampai ada yang membuat masalah di luar sana, baik secara etika, moril maupun memamerkan gaya hidup yang berlebihan," kata Bupati Kediri yang biasa disapa Mas Dhito itu, dalam keterangannya yang diterima, Rabu (17/9/2025).
ASN sebagai representasi pemerintah diharapkan dapat menjaga sikap baik di lingkungan maupun media sosial. Pun semua orang memiliki harapan bisa hidup sejahtera dan berkecukupan, namun capaian itu tidak perlu dipamerkan.
Mas Dhito menekankan, kepada seluruh jajaran di Pemkab Kediri untuk lebih mengedepankan integritas dan mengutamakan tugas pelayanan kepada masyarakat.
"Semua hal-hal yang sifatnya strategis dan pelayanan dasar, saya minta tetap berjalan jangan sampai ada catatan," ungkapnya.
Sementara itu, terkait rehabilitasi dan pembangunan gedung perkantoran milik Pemkab Kediri yang rusak dibakar massa pada aksi anarkis akhir Agustus 2025 lalu akan ditangani oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Direktorat Jenderal Cipta Karya dari Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan (BPBPK) Jawa Timur, telah melakukan identifikasi dan asesmen kerusakan. Meliputi Gedung Kantor Sekretariat Daerah, Kantor DPRD, dan Gedung Kantor Bupati Kediri.
Pembangunan akan ditangani pusat, Mas Dhito mengingatkan kepada instansi di Pemerintah Kabupaten Kediri khususnya Dinas PUPR maupun Perkim dan dinas terkait, untuk ikut mengawasi selama proses berjalan.
"Walaupun itu dari kementerian (pusat), tidak berarti kita diam," tandasnya.
Reporter: Ais/Editor: Arief Sukaputra