
MALANG (Lentera) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat adanya penambahan kasus campak pada anak hingga, Kamis (11/9/2025) jumlah kasus yang semula lima kini bertambah menjadi sembilan dengan jumlah suspek mencapai 146 anak.
Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif menyampaikan empat kasus baru ditemukan di wilayah Kotalama, sementara lima kasus sebelumnya terlapor di Kelurahan Arjowinangun dan Bumiayu.
"Per Kamis kemarin ada tambahan empat kasus di Kotalama, jadi total ada sembilan kasus campak di Kota Malang," ujar Husnul, Jumat (12/9/2025).
Dijelaskannya, laporan awal pada September 2025 mencatat lima kasus campak. Namun, hasil pemeriksaan lanjutan terhadap sejumlah suspek menunjukkan adanya penambahan kasus positif.
"Awalnya itu memang suspek, tapi setelah hasil pemeriksaan keluar, ternyata positif campak. Jadi total ada sembilan yang positif," jelasnya.
Lebih lanjut, Husnul mengungkapkan jumlah suspek campak di Kota Malang saat ini mencapai 146 anak. Data tersebut diperoleh dari hasil pemantauan epidemiologi (epid). "Suspeknya sekitar 146, itu dilihat dari nomor epid. Dari jumlah itu, sembilan positif. Wilayahnya ada di tiga lokasi itu tadi," katanya.
Menurutnya, suspek campak umumnya berasal dari lingkungan sekitar pasien, baik keluarga maupun teman di lingkungan pasien. Pihaknya juga mengaku terus melakukan pengawasan agar penularan tidak meluas.
Saat ini, menurut Husnul, Dinkes telah mengusulkan ke Pemprov untuk pelaksanaan vaksinasi serentak di 2 wilayah terdampak sebelumnya, yakni Arjowinangun dan Bumiayu.
Tak hanya itu, Dinkes Kota Malang juga gencar melakukan imunisasi kejar untuk anak-anak yang berada di 2 kelurahan di Kecamatan Kedungkandang tersebut.
Di sisi lain, meskipun jumlah kasus bertambah, Husnul memastikan kondisi pasien campak di Kota Malang dalam keadaan baik. Lima anak yang sebelumnya terjangkit kini disebut telah mulai pulih.
"Kondisinya sudah bagus, tinggal istirahat dan memenuhi asupan gizi. Tidak sampai harus dirawat di rumah sakit," katanya.
Proses pemulihan pasien campak diperkirakan berlangsung sekitar dua minggu. Menurutnya, anak yang terjangkit bisa kembali sehat dengan istirahat cukup serta dukungan gizi yang baik.
"Insyaallah dua minggu sudah pulih. Yang di Bumiayu dan Arjowinangun kondisinya membaik, tinggal recovery," tambahnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais