06 September 2025

Get In Touch

Stetoskop AI Deteksi Kelainan Jantung Hanya 15 Detik

Ilustrasi (Foto: Dok. Eko Health)
Ilustrasi (Foto: Dok. Eko Health)

SURABAYA (Lentera) - Para peneliti di Imperial College London, Inggris, menciptakan stetoskop yang dilengkapi teknologi AI. Apa saja fitur canggih yang dimilikinya?

Stetoskop pertama kali ditemukan pada tahun 1816 dan sejak itu menjadi salah satu alat utama dalam pemeriksaan kesehatan manusia. Saat ini, sekelompok peneliti telah mengembangkan versi terbaru dari stetoskop yang dilengkapi dengan teknologi AI.

Stetoskop berbasis AI ini mampu mendiagnosis tiga jenis gangguan jantung dalam waktu 15 detik, yakni gagal jantung, kelainan katup jantung, dan irama jantung yang tidak normal.

Stetoskop AI ini dikembangkan oleh peneliti di Imperial College London dan Imperial College Healthcare NHS. Stetoskop ini bisa menganalisa perbedaan yang sangat kecil dalam detak jantung dan aliran darah, yang tak terdengar oleh telinga manusia. Juga bisa melakukan elektrokardiogram (ECG) secara bersamaan.

Hasil temuan ini dipresentasikan di hadapan ribuan dokter di European Society of Cardiology, pertemuan tahunan yang pada tahun 2025 ini digelar di Madrid, Spanyol, demikian dikutip dari The Guardian, Rabu (3/9/2025).

Selama masa pengembangan, tim peneliti melibatkan sekitar 12 ribu pasien di Inggris, yang semuanya memperlihatkan gejala sesak nafas dan kelelahan.

Hasil diagnosis pasien yang diperiksa menggunakan stetoskop AI ini dua kali lebih banyak terdiagnosis mengalami gagal jantung dibanding pasien yang diperiksa menggunakan stetoskop konvensional.

Pasien-pasien itu juga tiga kali lebih banyak terdiagnosis mengalami atrial fibrillation atau detak jantung tidak normal, yang berisiko mengalami stroke. Kemudian diagnosis penyakit katup jantung juga dua kali lebih banyak dibanding menggunakan stetoskop konvensional.

Dr Patrik Bachtiger dari National Heart and Lung Institute milik Imperial College London menyebut sampai saat ini desain dari stetoskop tidak pernah berubah selama 200 tahun.

"Jadi stetoskop pintar yang sangat hebat ini hanya membutuhkan 15 detik pemeriksaan, dan AI bisa menghasilkan hasil yang cepat apakah seseorang mengalami gagal jantung, atrial fibrillation, atau penyakit katup jantung," ujarnya.

Stetoskop AI ini diproduksi oleh Eko Health, perusahaan asal California, Amerika Serikat. Ukurannya hanya sebesar kartu remi, dan pemakaiannya mirip dengan stetoskop konvensional. Yaitu ditempelkan di ada pasien untuk merekam ECG dan menggunakan mikrofon internal untuk merekam suara aliran darah yang melewati jantung.

Hasil pengujiannya kemudian dikirim ke cloud untuk dianalisa menggunakan algoritma AI yang bisa mendeteksi masalah jantung yang tak terdengar oleh manusia.

Lalu hasilnya dikirimkan kembali ke ponsel, yaitu menentukan apakah pasien tersebut berisiko terkena tiga penyakit jantung yang bisa dideteksi tersebut.

Namun harus diakui, penggunaan stetoskop ini juga punya risiko besar untuk memberikan diagnosis yang salah pada pasien yang sehat. Untuk itulah pembuatnya menekankan penggunaan stetoskop ini hanya untuk pasien yang menunjukkan gejala kelainan jantung, bukan pada pengecekan rutin di pasien yang sehat. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.