05 September 2025

Get In Touch

Fenomena Bulan Merah Darah Akan Terjadi 7–8 September 2025

Gerhana bulan terlihat di langit kota Qingdao, provinsi Shandong, China. Warna merah pada gerhana bulan dipengaruhi oleh pembiasan atmosfer Bumi, disebut dengan 'bulan merah darah' (AP)
Gerhana bulan terlihat di langit kota Qingdao, provinsi Shandong, China. Warna merah pada gerhana bulan dipengaruhi oleh pembiasan atmosfer Bumi, disebut dengan 'bulan merah darah' (AP)

SURABAYA (Lentera) -Fenomena langit spektakuler akan menghiasi malam pada 7–8 September 2025. Bulan purnama saat itu akan berubah menjadi “blood moon” atau bulan merah darah dalam peristiwa gerhana bulan total terlama sejak tahun 2022.

Gerhana bulan total ini dapat disaksikan dari sebagian besar belahan dunia. Australia, Asia, Afrika, hingga sebagian Eropa berkesempatan menikmati seluruh fase gerhana, mulai dari awal hingga akhir. Ssdangkan Amerika Utara tidak kebagian karena saat itu wilayah tersebut sedang berada pada sisi siang hari Bumi.

Meski begitu, fenomena ini tetap menjadi salah satu gerhana paling “global”. Menurut perhitungan astronomi, sekitar 5,8 miliar orang atau 71% populasi dunia bisa menyaksikan langsung baik fase parsial maupun totalnya.

Beberapa kota yang pertama kali mengalami fase total antara lain Sydney, Melbourne, dan Perth di Australia, juga, Denpasar, Jakarta, Tokyo dan Seoul. Sementara kota-kota terakhir yang akan melihatnya adalah Moskow, Ankara, dan Bucharest, dengan pemandangan bulan merah saat terbit dari ufuk barat Eropa.

Mengapa disebut Bulan Merah?

Mengutip Kompas saat gerhana, bulan bergerak melewati bayangan Bumi. Cahaya matahari yang seharusnya menyinari bulan terhalang atmosfer Bumi. Hanya cahaya dengan panjang gelombang merah-oranye yang mampu “menyelinap” dan membelok ke arah bulan. Itulah sebabnya permukaan bulan tampak berwarna tembaga kemerahan.

Fenomena ini akan berlangsung selama 82 menit dalam fase total, menjadikannya yang terlama sejak 2022.

Menurut EarthSky, “Bulan akan tampak berwarna tembaga kemerahan selama lebih dari satu jam, sebelum akhirnya perlahan kembali cerah saat keluar dari bayangan Bumi.”

Detail Waktu Gerhana Bulan 7–8 September 2025

Total durasi peristiwa ini adalah 5 jam 27 menit. Berikut alurnya 

- Gerhana penumbra (bayangan luar) mulai sekitar 22:26–22:30 WIB pada 7 September 

- Gerhana total dimulai sekitar 00:30 WIB (8 September) 

- Puncak totalitas terjadi pada sekitar 01:11 WIB (8 September) 

- Gerhana total kemudian berakhir sekitar 02:33 WIB, diikuti oleh fase fase parsial dan penumbra yang rampung pada sekitar 03:55 WIB 

Perlu Alat Khusus?

Berbeda dengan gerhana matahari, gerhana bulan bisa disaksikan tanpa alat bantu khusus. Cukup dengan mata telanjang, siapa pun bisa menikmatinya dengan aman. Namun, bagi yang ingin lebih detail melihat tekstur bulan saat bayangan Bumi bergerak, teropong atau teleskop kecil bisa memberikan pengalaman lebih memukau.

Gerhana bulan total 7–8 September 2025 akan menjadi tontonan langit yang sangat istimewa. Dengan durasi fase total 82 menit, ini merupakan gerhana bulan terlama dalam beberapa tahun terakhir. Jika kamu berada di Asia, Australia, Afrika, atau sebagian Eropa, jangan lewatkan momen ini — cukup arahkan pandangan ke langit malam dan nikmati pesona bulan merah (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.