SURABAYA (Lentera)– Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, mengimbau mahasiswa maupun alumni untuk tetap bijak dalam menyikapi berbagai aksi demonstrasi yang belakangan marak terjadi, termasuk terkait kasus meninggalnya Affan Kurniawan, driver ojek online yang dilindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta.
Menurutnya, penyampaian aspirasi adalah hak setiap warga negara, namun harus dilakukan dengan cara yang damai, bermartabat, dan tidak anarkis.
“Artinya kita boleh menyuarakan, tapi menyuarakan yang bermartabat. Jangan sampai meluas menjadi anarkis. Kalau ada persoalan hukum, mari kita serahkan pada hukum, jangan mengambil sikap sendiri-sendiri,” ucap Prof. Mulyanto, Sabtu (30/8/2025).
Ia menambahkan, mahasiswa dan alumni Untag Surabaya memiliki peran strategis dalam membangun Indonesia Emas 2045. Untuk itu, setiap gerakan harus didasarkan pada semangat intelektual dan patriotisme, bukan tindakan destruktif.
“Kita mengharapkan mahasiswa di Untag Surabaya maupun alumni bisa bijak. Bagaimana kita bisa membangun Indonesia Emas 2045 kalau masih menggunakan cara-cara anarki? Justru yang kita perlukan adalah sikap kritis yang konstruktif,” tutupnya.
Diketahui, Untag Surabaya selama ini dikenal menanamkan nilai Catur Dharma yang salah satunya adalah patriotisme. Melalui hal itu, kampus merah putih ini berkomitmen mencetak lulusan yang berjiwa nasionalis, mandiri, dan siap mengabdikan diri untuk bangsa.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH
.jpg)
