
Bojonegoro – Angin puting beliung di Bojonegoro yang terjadi pada Sabtu(9/11) mengakibatkan 1.377 rumah rusak dengan kategori yangberbeda. Sedangkan, angin kencang yang kembali terjadi hari Senin (11/11) mengakibatkan 53 rumah rusakdengan kategori berbeda.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saatmeninjau langsung kawasan yang terdampak puting beliung di Desa Prambatan, Kec.Balen, Bojonegoro, Selasa (12/11) sore menjelaskan berdasarkan data dari BadanPenanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro diketahui rumah rusak berat(RB) berjumlah 32 unit, rusak sedang(RS) 181 unit dan rusak ringan (RR) mencapai 1.164 unit. Sedangkan kerusakaninfrastruktur lain, BPBD juga mengidentifikasi 7 unit fasilitas sosial danpendidikan mengalami kerusakan.
Kerusakan rumah tersebut tersebar di 12 kecamatan diKabupaten Bojonegoro dan 51 desa. Kecamatan yang terdampak, yaitu Kecamatan Bojonegoro,Kapas, Balen, Sumberrejo, Trucuk, Kalitidu, Dander, Ngasem, Ngambon,Margomulyo, Gayam dan Kepohbaru.
Sedangkan pada kejadian angin kencang Senin kemarin,mengakibatkan rumah rusak berat sebanyak 12 unit, rusak sedang(RS) 4 dan rusak ringan (RR) 37 unit. Kerusakan tersebut tersebar di 12kecamatan dan 36 desa. Meliputi Kec. Temayang, Kec. Dender, Kec. Kalitidu, Kec.Sugihwaras, Kec. Sukosewu, Kec. Kapas, Kec. Ngraho, Kec. Ngasem, Kec.Tambarkrejo, Kec. Purwosari, Kec. Gayam dan Kec. Padangan.
Terkait rumah warga yang mengalami kerusakan,Khofifah meminta kepada OPD terkait untuk segera mendata dan mencocokkan denganpihak Pemkab Bojonegoro, agar bisa dilakukan identifikasi. Selain itu,ketersedian pos pengungsian yang memadai juga harus disediakan khususnya bagiyang kategori rumahnya rusak berat.
“Saat ini, Tim Reaksi Cepat BPBD Provinsi Jawa Timur telah bergabung dengan Tim dariBakorwil Bojonegoro untuk melakukan dukungan assessment khususnya untukrekonstruksi rumah yang rusak sedang danberat,” tandas mantan Menteri Sosial ini.
Menurut Khofifah, penguatan konstruksi rumah tinggal masyarakat perlu segera dilakukan.Selain itu, bagi rumah tinggal yang tidak layak huni harus segera diupdatemenjadi rumah tinggal layak huni (Rutilahu).
“Rumah-rumah tersebut diharapkan bisa terdatasebagai Rutilahu, dan ini perlu segera kita lakukan. Selain Pemprov, untukmenyukseskan program ini tentunya pemkab juga harus bisa menjadi ujungtombaknya,” tegasnya.
Berdasarkan hasil Analisa BMKG, lanjut Khofifah kejadian hujan es dandisertai dengan angin kencang yang berlangsung di wilayah Bojonegoro dansekitarnya akibat adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) yang cukup signifikan.Dengan suhu puncak awan mencapai -69 hingga -100 ᵒC. Pertumbuhan awan CB inidisebabkan karena adanya pola belokan angin di wilayah Jawa Timur dan didukungdengan kondisi atmosfer yang cukup labil dan lembab, serta adanya aktifitaspenguapan yang cukup tinggi disekitar Laut Jawa bagian utara dan Selat Madura.
Sementara itu, berdasarkan siaran pers dari BadanNasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat dari Januari hingga November2019 jumlah puting beliung merupakan kejadian tertinggi dibandingkan jenisbencana lain. Sebanyak 1.010 kejadian puting beliung terjadi sepanjang tahunini. Kejadian puting beliung telah mengakibatkan korban meninggal dunia 13jiwa, luka-luka 187 dan mengungsi 41.429. Sedangkan kerusakan pemukiman,bencana ini mengakibatkan rumah RB 1.865 unit, RS 3.134 dan RR 18.211.
Masih berdasarkan keterangan dari BNPB, angin putingbeliung biasanya terjadi saat pergantian musim, dari musim kemarau ke musimhujan atau sebaliknya. Untuk itu, seluruh warga masyarakat dihimbau untuk tetapwaspada dalam menghadapi potensi bahaya angin puting beliung.
Pada kunjungan tersebut, Gubernur Khofifah jugamemberikan bantuan kepada warga yang terdampak puting beliung di Bojonegoro.Antara lain berupa paket sembako, 1350 terpal, paket sandang, alat kebersihan,dan barang keperluan anak-anak. (ufi)