28 July 2025

Get In Touch

Mengenang Perjuangan Kudatuli, Para Pejuang Promeg Berbagi Kisah dan Harapan

Forum Peringatan Kudatuli oleh Promeg Jatim.
Forum Peringatan Kudatuli oleh Promeg Jatim.

SURABAYA (Lentera) — Suasana haru dan semangat juang menyatu dalam acara mengenang peristiwa Kudatuli (Kerusuhan 27 Juli 1996), yang digelar oleh Promeg Jawa Timur. Dalam forum diskusi bertajuk “Merawat Api Perjuangan”, para pejuang lama yang pernah berada di garis depan perjuangan membela eksistensi PDI di masa-masa penuh tekanan, berbagi kisah perjuangan, semangat gotong royong, dan harapan kepada generasi penerus.

Acara ini tidak hanya menjadi ruang nostalgia, tetapi juga menjadi wadah transfer nilai perjuangan dan ideologi partai kepada kader-kader muda. 

Kepala Badan Riset dan Analisis Kebijakan Pusat PDI Perjuangan, Andi Widjajanto, menegaskan pentingnya momen ini sebagai ruang belajar bagi generasi muda. Ia hadir untuk menyerap langsung narasi-narasi dari para pelaku sejarah.

“Saya hadir di sini untuk menyerap apa yang disampaikan para pejuang Promeg, utamanya di Jawa Timur. Saya melihat satu hal — mereka masih guyub, masih memiliki pandangan dan perspektif yang jernih tentang pentingnya menjaga ideologi dan mengawal demokrasi di Indonesia sejak 1996. Mereka juga memiliki kepercayaan penuh kepada Ibu Megawati Soekarnoputri untuk terus melanjutkan perjuangan,” ungkap Andi, Minggu (27/07/2025).

Andi juga menekankan bahwa seiring waktu, generasi politik bergeser. Kelompok generasi muda, termasuk Gen Z dan generasi Alfa, kini tidak lagi memiliki kedekatan langsung dengan peristiwa Kudatuli dan perjuangan Promeg.

“Alih generasi politik semakin ke bawah menuju Gen Z dan Alfa. Banyak dari mereka tidak lagi secara langsung menjadi pelaku atau mengetahui titik kritis sejarah partai. Maka dari itu, forum seperti ini sangat penting,” tambahnya.

Andi memandang para senior Promeg sebagai pelaku sejarah yang dapat memberi bekal politik yang berbeda — tidak hanya teknokratis, tetapi sarat akan idealisme dan pengorbanan.

Pejuang Promeg, Saleh Mukadar, menyerukan pentingnya gotong royong dan penegakan prinsip demokrasi.

“Kita harus bergotong royong bersama untuk membuat pemilu kita sehat dan kembali menegakkan prinsip demokrasi,” kata Saleh tegas.

Sementara itu, pejuang Promeg lain, Timbul, mengajak seluruh kader untuk terus mempersiapkan generasi muda agar tetap memiliki semangat dan idealisme seperti para pendahulunya.

“Ayo kita harus menggodok dan membuat generasi muda kita tetap mendukung pergerakan ini. Yang penting terbaik untuk PDI Perjuangan. Proses idealisme dan kristalisasi ini muncul karena kecintaan,” ungkap Timbul.

Di sisi lain, Nurahmad, pejuang Promeg yang juga turut menjadi bagian dari perjuangan mempertahankan eksistensi partai di masa Orde Baru, menekankan pentingnya mendokumentasikan sejarah.

“Saya berharap betul sejarah partai ini ditulis dan dibukukan sehingga seluruh generasi kita memahami bahwa partai ini didirikan dari perjuangan, pengorbanan, darah dan air mata,” pungkasnya.

Surabaya sebagai kota yang menjadi pusat berbagai peristiwa penting dalam sejarah PDI Perjuangan, kembali menjadi saksi bagaimana nilai-nilai perjuangan itu masih menyala hingga hari ini. Para kader muda yang hadir pun tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga bagian dari upaya regenerasi semangat untuk terus memperjuangkan ideologi kerakyatan, kebangsaan, dan demokrasi. (*)

Reporter: Pradhita
Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.